Sejarah Desa di Bojonegoro
Perampok dan Brandal yang Mengacaukan Warga, 3 Desa Kecil jadi Bumirejo
blokbojonegoro.com | Thursday, 28 September 2023 21:00
Kontributor: Sahdan
blokBojonegoro.com - Menurut legenda bahwa nama Bumirejo diambil dari Istilah bahasa Jawa, bahwa Bumi yang berarti sebuah tanah atau tempat tinggal bagi masyarakat, sedangkan Rejo diartikan tempat keramaian, sehingga bisa disimpulkan sejak dahulu kala memang Desa Bumirejo, Kecamatan Kepohbaru, Kabupaten Bojonegoro telah digunakan sebagai muara perdagangan atau bisa dikatakan jalur perdagangan.
[Baca juga: Pemimpin Desa Bumirejo Dari Masa 1873 ]
Selain sebagai jalur perdagangan Desa Bumirejo ungkap Kepala Desa Moh. Sunardi, telah tumbuh dan berkembang yang berbau religi dengan banyaknya para santri yang belajar mengaji baik di Desa Bumirejo maupun warga Bumirejo yang belajar agama Islam di pondok-pondok pesantren. Kemudian tumbuh beberapa kesenian yang bernafaskan Islam.
"Dalam hal ini yang tertua adalah seni Jedor yang syair-syairnya berupa bacaan sholawat dan kisah kehidupan Rasulullah, dan seni tersebut masih bertahan sampai sekarang," kata Kades Sunardi.
Selain dari legenda-legenda tersebut masyarakat Desa Bumirejo sejak dahulu kala telah mengenal agama Islam dengan baik, akan tetapi karena pada zaman dahulu penyebaran agama Islam masih sangat sedikit sehingga cara penyampaiannya belom sepenuhnya dapat diterima secara benar dan tepat, sehingga bau-bau ajaran Hindu, Budha masih kental di tengah-tengah masyarakat. Hal ini terbukti di setiap dusun masih melaksanakan acara yang diberi nama nyadran atau sedekah bumi, pada setiap tahun, kalau tidak melaksanakan takut terkena bencana alam seperti tanaman gagal, karena diyakini ada gangguan roh-roh jagat dan sebagainya.
Desa Bumirejo menurut keterangan para sesepuh desa dibentuk pada tahun 1873 dari gambungan 3 desa kecil yaitu Desa Kembangkan, Desa Kapal, dan Desa Kawung yang meliputi didalamnya Dusun Jombang. Adapun sebagai bukti bahwa desa-desa tersebut sudah ada sejak zaman dahulu terbukti semisal Desa Kembangan nomer register 91 dan ada bengkok Kepala Desa, Desa Kapal nomer register 92 terdapat bengkok pula kepala desa. Sedangkan Desa Kawung bernomer register 101 tertandai ada bengkok Kepala Desa.
"Ketiga desa tersebut dipimpin oleh petinggi ( Kepala Desa) masing-masing desa tersebut merupakan desa kecil-kecilan yang jumlah penduduknya sedikit, Kemudian sekitar pada tahun 1873 ketika digabungkan ketiga desa tersebut menjadi satu desa yang diberi nama Desa Bumirejo, karena diakibatkan sering terjadinya perampokan, berandal yang mengakibatkan kekacauan," tutur Sunardi
Pengertian telah mulai berkembang sehingga pada saat ini acara nyadran telah diganti dengan acara syukuran dan haul para leluhur desa yang didalamnya diisi dengan acara yang bernilai agama Islam seperti pembacaan Al-Qur'an, Tahlilan dan pengajian agama Islam, meskipun tempatnya masih tetap di lokasi zaman dahulu kala akan tetapi isi dan tujuannya telah dirubah dengan tata cara yang bernafaskan agama Islam.
"Apalagi sejak tahun 2005 yang lalu telah diisyaratkan oleh seorang ulama yang bernama KH. M. Umar dari pondok Pesantren Sarang Rembang bahwa sebuah makam yang berada di Dusun Kapal yang tepatnya dipinggir Telaga Kapal konon adalah sebuah makamnya seorang prajurit Majapahit yang bernama Sarip Somo Direjo, menurut Kiai Umar prajurit tersebut beragama Islam," tutup kepala Desa Bumirejo Moh.Sunardi.
Tag : sejarah, desa, bumirejo, kepohbaru, bojonegoro
* Ingin Beli / Transaksi, Klik di Bawah Ini