Jl. KS Tubun, Gang Srinayan No. 3 Kel. Mojokampung Kota Bojonegoro, Email: blokbojonegoro@gmail.com

Pasutri Sukosewo, Banting Setir dari Pengusaha Mebel Jadi Produsen Tempe

blokbojonegoro.com | Sunday, 29 October 2023 16:00

Pasutri Sukosewo, Banting Setir dari Pengusaha Mebel Jadi Produsen Tempe

Kontributor: Sahdan

blokBojonegoro.com - Ada sebuah desa di Bojonegoro yang disebut "Kampung Tempe". Lokasinya di  RT 9 / RT 02 Desa Klepek, Kecamatan Sukosewu, Kabupaten Bojonegoro. Awalnya, komunitas produsen tempe ini merupakan produsen mebel. Mayoritas penduduk di RT 9 ini telah memilih usaha produksi tempe sebagai usaha rumahan. Budi dan Siti Ningsih adalah salah satu pelaku utama yang memulai usaha tempe mereka 15 tahun lalu, menggantikan usaha sebelumnya yang berfokus pada mebel.

Mengapa mereka memilih beralih dari mebel ke tempe? Keputusan ini tidak diambil secara sembarangan. Pertimbangan utama adalah perputaran uang yang lebih cepat dalam usaha tempe.  

"Karena perputaran uang untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari lebih cepat dengan tempe daripada mebel, maka kami sekeluarga memilih tempe, karena perputaran uangnya lebih cepat, meskipun sedikit," ujarnya.

Setiap pagi dan sore, pasangan ini aktif dalam produksi dan berjualan tempe, terutama di Kecamatan Sugihwaras, yang terkenal sebagai penghasil tembakau terbesar di selatan Kabupaten Bojonegoro ini. Mereka sudah banyak memiliki langganan di wilayah yang menjadi target keliling. Sementara untuk harga tergantung ukuran, paling kecil dihargai Rp1.500 hingga Rp5.000. Setiap hari, mereka memproses 50 kg kedelai menjadi tempe berkualitas.

"Kami tidak pernah menghitung pendapatan harian dari usaha tempe, yang paling penting adalah kebutuhan hidup sehari-hari terpenuhi, karena kalau dihitung malah rugi," imbuhnya. 

Usai memproduksi tempe, limbah yang dihasilkan dimanfaatkan M untuk pakan ternak ernak sapi kecil yang mereka pelihara di rumah. 

Untuk pembeli, Budi tak perlu pusing karena ada sistem langganan. Sistem ini  memungkinkan Budi untuk berkoordinasi dengan sesama penjual tempe. Mereka memahami bahwa koordinasi adalah kunci untuk menghindari persaingan yang tidak perlu. Meskipun sudah memiliki banyak pelanggan tetap, mereka sering mendapatkan pesanan dalam jumlah besar, terutama pada musim mantenan atau perayaan.

"Kami sering mendapatkan pesanan tempe dalam jumlah besar maupun kecil, terutama selama musim mantenan atau saat perayaan seperti sekarang," pungkasnya.

Dengan tekad dan kerja keras, Budi dan Siti Ningsih telah sukses beralih dari Mabel ke usaha tempe, menjadi juragan tempe yang sukses di Bojonegoro. [sah/lis]

Tag : Mebel, Tempe, pedagang



* Ingin Beli / Transaksi, Klik di Bawah Ini

Logo WA Logo Telp Logo Blokbeli

Loading...

PEDOMAN KOMENTAR

Ayo berpartisipasi membangun budaya berkomentar yang baik. Kolom komentar tersedia untuk diskusi, berbagi ide dan pengetahuan. Gunakanlah bahasa yang baik dalam berekspresi. Setialah pada topik. Jangan menyerang atau menebar kebencian terhadap suku, agama, ras, atau golongan tertentu.

Pikirlah baik-baik sebelum mengirim komentar.



Berita Terkini