16:00 . UNUGIRI Jadi Tuan Rumah Pelantikan dan Rakerwil ITHLA DPW IV, Rektor Turut Sukseskan Acara   |   13:00 . Pilkada Bojonegoro 2024 Mulai Bergeliat, Ini Enam Sosok yang Dipasarkan   |   22:00 . Pj Gubernur Jatim: Terimakasih Telah Mengawal Pesta Demokrasi Berjalan Baik   |   17:00 . Kronologi Lengkap Pencurian Motor Milik Pegawai Koperasi di Bojonegoro   |   16:00 . Gudang Beras di Bojonegoro Kebakaran, Kerugian Capai Rp100 Juta   |   15:00 . Peringati HUT ke 17, Ademos Gelar Halal Bi Halal Bersama Mensesneg RI   |   23:00 . Lupa Ambil Kunci, Motor Pegawai Koperasi di Bojonegoro Digasak Maling   |   22:00 . Gudang Beras di Balen Bojonegoro Terbakar   |   21:00 . Bejat, Begal Payudara di Tuban, Onani Setelah Beraksi   |   20:00 . Warga Tuban Diduga Tenggelam di Bengawan Solo, Petugas Masih Lakukan Pencarian   |   19:00 . Jembatan Kare Penghubung Tuban Bojonegoro Diduga Rawan Jambret   |   18:00 . MGMP PAI SMK Bojonegoro Gelar Halal Bihalal   |   17:00 . SKK Migas Akan Selesaikan 15 Proyek Hulu Migas Tahun 2024   |   16:00 . Simak, 5 Jalur PPDB Jatim 2024 untuk SMA dan SMK dan Tahapan Pendaftaran   |   15:00 . Merajut Harapan, Meraih Masa Depan   |  
Mon, 29 April 2024
Jl. KS Tubun, Gang Srinayan No. 3 Kel. Mojokampung Kota Bojonegoro, Email: blokbojonegoro@gmail.com

Makna Megengan Sambut Ramadan dalam Tradisi Islam di Jawa

blokbojonegoro.com | Sunday, 03 March 2024 10:00

Makna Megengan Sambut Ramadan dalam Tradisi Islam di Jawa

Reporter: Lizza Arnofia

blokBojonegoro.com – Menjelang Ramadan, masyarakat Islam di Indonesia mempunyai tradisi sambut bulan Ramadan. Di berbagai daerah di Indonesia tradisi ini memiliki banyak versi nama. Jika di Aceh namanya Meugeng, Jawa Barat istilahnya Munggahan, di Bali Megibung dan di Jawa Timur khusunya di Bojonegoro istilah masyhurnya Megengan.

Megengan berasal dari kata "Megeng" yakni berarti menahan. Makna hakikatnya ialah menahan diri dari perilaku jelek untuk menyambut Bulan Ramadan (Bulan Poso).

Megeng juga disebut "mapak" (menyambut), yakni merupakan kebiasaan masyarakat Islam di Nusantara menyambut datangnya Ramadan. Megengan biasanya diisi dengan berbagai kegiatan, antara lain membuat makanan untuk dibagi kepada para tetangga atau dikumpulkan di Masjid/Mushola untuk dimakan bersama. 

Lalu kirim doa untuk arwah bapak ibu dan handai taulan yang meninggal. Baik dilakukan di rumah, masjid atau kirim doa dengan berziarah kubur. kemudian saling bermaafan antar teman, saudara dan tetangga. 

"Saat ini kegiatan saling memaafkan ini bisa dilakukan menggunakan WA atau media sosial. Bersih-bersih dan mengecat rumah, pekarangan atau masjid," ungkap Guru Besar Ilmu Humas

Departemen Ilmu Komunikasi Universitas Brawijaya, Prof Rachmat Kriyantono S.Sos., M.Si., Ph.D.

Megengan dengan demikian merupakan aktivitas komunikasi ritual yang mengandung makna simbolis. Yakni menyambut bulan Ramadan yang suci bersih dengan kebersihan fisik dan hati. 

Megengan sendiri juga merupakan komunikasi budaya yang dijadikan instrumen dalam menjalankan syariat Islam. Nabi SAW mengajarkan shodaqoh, maka berbagi makanan kepada tetangga dalam megengan adalah shodaqoh. 

Nabi SAW mengajarkan berbuat baik kepada tetangga sebagai salah satu syarat surga. Mengajarkan kebersihan sebagai bagian dari iman seseorang, juga mengajarkan doa dan ziarah kepada orang tua untuk mengingat jasa orang tua, berbakti kepada mereka dan juga untuk mengingat bahwa kita pun akan mati juga. 

"Nabi juga ajarkan guyub rukun dengan tetangga, baik yang Muslim maupun non muslim. Berbagi makanan sebagai bentuk membangun harmoni," ucapnya. 

Melalui "Megengan", masyarakat Nusantara berusaha mengekspresikan kecintaannya kepada Allah SWT dan Nabi SAW, dengan cara menyesuaikan dengan kebiasaan lokal masyarakat Nusantara yang turun-temurun. 

Wali Songo, yang sebagian besar adalah para ulama keturunan Arab (Habaib) ini, mengadopsi kebiasaan lokal ini dalam menyebarkan Islam. Dahulu, "Megengan" disebut "Ruwahan" (bulan Sya'ban disebut bulan Ruwah oleh masyarakat Jawa), yakni acara memperingati arwah leluhur di kalangan masyarakat Hindu Majapahit (Sebelum Islam masuk, Indonesia sudah menjadi masyarakat besar saat itu). 

"Masyarakat saat itu berkirim doa dengan dilengkapi sesajen (ditaruh di tempat para arwah). Wali Songo mengubahnya. Cara berdoa dan bacaan doa-nya diubah dengan doa-doa cara Islam, sesajen diubah dengan berbagi makanan halal (shodaqoh)," ujarnya. 

Wali Songo beralasan bahwa ruh orang yang meninggal cukup diberi makan doa (ruh/arwah bukan berbentuk fisik) dan makanan yang dahulu untuk sesajen (sajian untuk ruh) diubah untuk dibagi-bagi dan dimakan tetangga (karena orang hidup berwujud fisik yang butuh makan). Jadi, meng-Islam-kan masyarakat dengan perlahan-lahan lewat kebiasaan masyarakat, bukan dengan revolusi atau paksaan.

Dakwah adalah proses komunikasi dan komunikasi akan efektif jika bersifat homofili, yakni pesan-pesan dakwah sesuai dengan frame of reference dan field of experience masyarakatnya. 

"Hal ini juga sudah diajarkan Islam, bahwa manusia berbeda ragam yang dengannya hendaknya saling mengenal dan menjalin hubungan baik antar sesama," beber Rahmat Krisyanto. 

Dengan demikian, "Megengan" juga merupakan komunikasi harmoni untuk menjaga kesatuan NKRI. NKRI merupakan negara yang dibangun dari kebhinnekaan sehingga memerlukan lem perekat dalam berbagai aktivitas masyarakatnya.

Itulah indahnya Islam Nusantara, khas budaya kita yang sulit ditemui di negara lain. Ber-Islam dengan berbudaya menjadikan kita menjadi manusia humanis dan menjaga harmoni antar manusia.

"Itulah, hakikat Islam, yakni Islam yang damai, humanis dan bisa hidup dalam berbagai konteks budaya. Hal ini sangat diperlukan oleh NKRI yang multi-budaya," bebernya. [liz/lis]

 

 

Tag : megengan, sambut, ramadan



* Ingin Beli / Transaksi, Klik di Bawah Ini

Logo WA Logo Telp Logo Blokbeli

Loading...

PEDOMAN KOMENTAR

Ayo berpartisipasi membangun budaya berkomentar yang baik. Kolom komentar tersedia untuk diskusi, berbagi ide dan pengetahuan. Gunakanlah bahasa yang baik dalam berekspresi. Setialah pada topik. Jangan menyerang atau menebar kebencian terhadap suku, agama, ras, atau golongan tertentu.

Pikirlah baik-baik sebelum mengirim komentar.




blokBojonegoro TV

Redaksi

  • Monday, 19 February 2024 20:00

    PEPC JTB Kunjungi Kantor Baru BMG

    PEPC JTB Kunjungi Kantor Baru BMG Perwakilan PT Pertamina EP Cepu (PEPC) Zona 12, Regional Indonesia Timur, Subholding Upstream Pertamina mengunjungi kantor redaksi blokBojonegoro.com (Blok Media Group/BMG), di BMG CoWorking Space, Jalan Semanding-Sambiroto, Desa Sambiroto, Kecamatan...

    read more

Suara Pembaca & Citizen Jurnalism

Lowongan Kerja & Iklan Hemat