Jl. Desa Sambiroto, Kec. Kapas, Kabupaten Bojonegoro, Email: blokbojonegoro@gmail.com

Berkat Holding Ultra Mikro (UMi) Pengusaha Olahan Singkong Asal Gayam Bisa Raup Omzet Fantastis

blokbojonegoro.com | Thursday, 13 June 2024 17:00

Berkat Holding Ultra Mikro (UMi) Pengusaha Olahan Singkong Asal Gayam Bisa Raup Omzet Fantastis

Reporter: Lizza Arnofia

blokBojonegoro.com - Akses permodalan Holding Ultra Mikro (UMi) semakin terbukti memberikan banyak manfaat bagi pelaku usaha. Salah satu pelaku usaha yang menikmati manfaat tersebut ialah Lismuk Rindun, wanita asal Desa Begadon, Kecamatan Gayam, Kabupaten Bojonegoro. Rindun sapaan karibnya merupakan salah satu debitur Holding UMi, yakni program Mekar (Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera) PNM.

Sukses Berkat Akses Permodalan Holding Ultra Mikro

Bu Rindun sapaan karibnya, berkat akses permodalan Holding UMi yang dibentuk oleh BRI, ia berhasil bangkit dari keterpurukan dan mengembangkan perekonomian keluarga.

Mulanya, Rindun dan sang suami hanya menanam singkong di perkebunan sebagai konsumsi keluarga. Namun di tahun 2009, Suami Rindun rupanya sempat mendapatkan fasilitasi dari perusahaan Migas Multinasional yang beroperasi di daerahnya. Kemudian ia dan beberapa petani lain dibiayai untuk menanam singkong dalam skala besar.

"Waktu panen itu bareng-bareng, singkong banyak banget, bingung mau diolah jadi apa," kenang Rindun kepada blokBojonegoro.com

Kebingungan Menjual Hasil Panen

Panen serentak tentu saja membuat komoditi singkong di Kecamatan Gayam membeludak. Rindun dan sang suami pun dibuat kebingungan bagaimana menjual singkong dari hasil panen. Tak lama kemudian, Rindun dan beberapa perempuan di desanya mendapatkan pelatihan pengolahan emping singkong.

"Sempat juga merintis Kelompok Usaha Bersama (KUB) Rahayu. Tapi tidak jalan dan alasannya macam-macam, karena tidak ada waktu maupun lainnya. Akhirnya fokus usaha saja sama suami, dibantu permodalan dari UMi," ungkap wanita asal Gayam. 

KUB dibentuk dengan tujuan untuk meningkatkan daya jual singkong melalui cara pengolahannya. Terutama menjadi camilan lezat, kemasan elegant dengan harga jual tinggi, seperti rengginang singkong maupun emping singkong.

Terus Gigih Kembangkan Usaha

Meski banyak pelaku usaha maupun petani yang mundur di tengah jalan. Rupanya tak membuat wanita asal Gayam ini menyerah begitu saja, ia justru semakin gigih dalam mengembangkan usahanya yang sudah dimulai sejak tahun 2011. 

"Awalnya, produk hanya emping singkong dan dijual menggunakan plastik biasa. Dengan harga seribu rupiah, bahkan dititipkan di warung. Kemudian mulai merubah kemasan menjadi standing pouch, bergabung komunitas UMKM, lalu melakukan legalitas usaha dan mulai promosi masuk supermarket," ujarnya.

Olah Singkong Menjadi Camilan Unik Bercita Rasa Lezat, Mulai Belajar Otodidak

Seiring berjalan waktu, Rindun memiliki keinginan lain yaitu mengolah singkong menjadi camilan yang lebih berbeda. Kala itu, sempat terbesit mengolah rengginang singkong. Rindun pun mulai memanfaatkan waktunya untuk belajar secara otodidak hingga menghabiskan 2.000 kilogram singkong, dan berakhir menemukan formula baru untuk produknya. 

"Hampir satu hektare singkong di kebun itu habis untuk percobaan rengginang. Itu berlangsung sekitar satu tahun, nyoba-nyoba terus sampai berhasil,"tegas debitur Ultra Mikro Holding. 

Lambat laun, usaha tersebut tampak membuahkan hasil. Rindun mulai melakukan pengolahan hasil umbi-umbian sebagai camilan favorit warga Bojonegoro dan sekitarnya. Selain menawarkan kelezatan rasa, harganya pun relatif terjangkau yakni mulai Rp 15.000.

7 Tahun Bergabung Dengan Permodalan Holding Ultra Mikro

Wanita yang sehari-hari berprofesi sebagai wiraswasta, pelaku usaha bidang makanan ringan mengaku terhitung 7 tahun bergabung dengan permodalan Holding UMi. Mulai merasakan dampak positif, salah satunya kemudahan dalam permodalan bagi pelaku usaha kecil dan menengah.

"Sangat membantu sekali dalam usaha kami selama ini. Terutama dalam permodalan dengan adanya UMi ini saya sangat terbantu sekali, sebagai kreditur sekarang bisa ambil cicilan Rp 25 juta dan pembayaran cicilan dilakukan tiap bulan,"ujarnya.

Lanjut pemilik usaha olahan umbi-umbian, saat Pandemi Covid-19 melanda Indonesia. Meski omzet penjualan sempat mengalami penurunan, ia mengaku tidak pernah terlambat melakukan pembayaran cicilan di UMi Holding. Meski pihak BRI memberikan, untuk tidak mengangsur dan hanya dikenakan biaya sedikit. Dalam artian bunganya saja. 

"Alhamdulillah tidak pernah terlambat nunggak untuk pembayaran cicilan, setelah Covid-19 penjualan naik drastis. Kini sebulan omzet bersih bisa mencapai Rp 8.000.000 hingga Rp 9.000.000, ini angka yang fantastis untuk menutup kebutuhan keluarga dan modal usaha," bebernya. 

Kriterianya adalah mereka yang ingin memulai usaha ataupun telah memiliki usaha. Jika jumlah nasabah yang ingin ikut bergabung 10 orang atau lebih, mereka diarahkan untuk membentuk satu kelompok baru.

Selain itu, kemudahan lainnya debitur tidak perlu melakukan pencairan di kantor Bank BRI. Bahkan hanya melalui e-banking, nol persen anggunan dan prosesnya juga sangat mudah serta cepat. 

"Pencairan cepat tanpa harus antri di Bank, kita diarahkan lewat e-banking milik Bank plat merah. Tanpa anggunan juga," imbuh wanita asal Gayam, Bojonegoro. 

Berharap Akses Pembiayaan Bisa Bantu Pelaku Usaha

Rindun berharap, akses layanan pembiayaan dari Holding UMi BRI ini terus membantu para pelaku ultra mikro seperti dirinya dengan persyaratan yang mudah dan tanpa sistem tanggung renteng. Besar harapan, PNM Mekar ini selalu membantu para pelaku usaha.

"Karena manfaatnya banyak sekali bagi pelaku usaha. Bahkan jika sudah membuahkan hasil berupa omzet, bisa membantu perekonomian keluarga dan lepas dari jerat rentenir," tutup Rindun kepada blokBojonegoro.com. [liz/lis]

 

Tag : sukses, usaha, bisnis



* Ingin Beli / Transaksi, Klik di Bawah Ini

Logo WA Logo Telp Logo Blokbeli

Loading...

PEDOMAN KOMENTAR

Ayo berpartisipasi membangun budaya berkomentar yang baik. Kolom komentar tersedia untuk diskusi, berbagi ide dan pengetahuan. Gunakanlah bahasa yang baik dalam berekspresi. Setialah pada topik. Jangan menyerang atau menebar kebencian terhadap suku, agama, ras, atau golongan tertentu.

Pikirlah baik-baik sebelum mengirim komentar.



Berita Terkini