Raih Penghargaan Nasional, Buktikan Perpustakaan Jadi Ruang Tumbuh Generasi Muda
Seftianneni Dinitasari

Reporter: Muharrom

blokBojonegoro.com - Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Bojonegoro menorehkan prestasi membanggakan di kancah nasional. Dalam ajang Lomba Menulis Cerita Dampak yang diselenggarakan oleh Pusat Pengembangan Perpustakaan Umum dan Khusus (PPUK) Perpustakaan Nasional RI, Seftianneni Dinitasari, seorang pustakawan Dispusip Bojonegoro berhasil meraih apresiasi nasional sebagai 5 besar penulis cerita terbaik tentang dampak Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial (TPBIS) terhadap perpustakaan dan kesejahteraan masyarakat.

Penghargaan ini tidak hanya menjadi capaian pribadi, tetapi juga cerminan dari upaya nyata Dispusip Bojonegoro dalam menghadirkan perpustakaan sebagai ruang belajar yang inklusif, terbuka, dan relevan bagi masyarakat.

Dispusip Bojonegoro terus membuka diri bagi masyarakat untuk mengembangkan keterampilan sesuai minat dan kebutuhan mereka. Berbagai pelatihan digelar secara rutin dan gratis mulai dari Bahasa Jepang, Bahasa Inggris, Dasar CorelDRAW, Digital Marketing, Penulisan Jurnalistik, hingga Seni Pantomim.

Kolaborasi dengan para relawan dari beragam latar belakang membuat program pelatihan semakin kaya dan diminati. Salah satunya adalah kelas Bahasa Inggris yang dimentori oleh Miss Lucy, relawan bidang budaya dan bahasa dari Amerika Serikat yang ditugaskan di Bojonegoro.

Pelatihan yang berlangsung Maret hingga Oktober 2025 ini digelar setiap pukul 14.30–16.00 WIB dengan empat kali pertemuan tiap bulan. Metodenya dibuat interaktif yakni dengan permainan, kuis, tebak kata, hingga percakapan langsung. Suasana belajar yang santai dan menyenangkan membuat peserta merasa lebih percaya diri dari waktu ke waktu.

Dalam cerita yang ditulis Seftianneni, ia menyoroti kisah Aim, salah satu peserta kelas Bahasa Inggris. Aim pertama kali mengetahui pelatihan ini dari unggahan Instagram @dispusip_bjn. Awalnya, ia adalah anak yang pemalu dan kurang percaya diri untuk berbicara di depan umum. Namun keberaniannya untuk mendaftar menjadi titik awal perubahan besar dalam hidupnya.

Seiring mengikuti kelas demi kelas, Aim menunjukkan perkembangan pesat. Ia mulai sering mencoba lomba-lomba Bahasa Inggris dan mencatat sederet prestasi, di antaranya, juara 1 Five Production tingkat Kecamatan, juara 1 (Gold Medal) Olimpiade Kurva, juara 2 Olimpiade Obor Langit, dua kali Juara Harapan dalam Lomba Genius tingkat Kabupaten, hingga prestasi yang paling membanggakan: Bronze Medal di Olimpiade Bahasa Inggris tingkat Provinsi Jawa Timur

Perubahan Aim menjadi simbol betapa perpustakaan tidak hanya tempat membaca, tetapi juga ruang tumbuh bagi generasi muda. Dan kisah Aim inilah yang ditulis oleh pustakawan Dispusip Bojonegoro yang kemudian mengantarkan Seftianneni meraih apresiasi 5 besar nasional. Cerita tersebut menggambarkan bagaimana kehadiran perpustakaan inklusif dapat memberikan ruang aman bagi masyarakat, terutama anak-anak, untuk menemukan potensi diri mereka.

Penghargaan ini sekaligus menegaskan bahwa program TPBIS bukan sekadar peningkatan layanan, tetapi gerakan sosial yang memberikan peluang, memberdayakan, dan menumbuhkan mimpi.

Dengan capaian ini, Dispusip Bojonegoro berharap semakin banyak masyarakat berani datang, belajar, dan tumbuh bersama perpustakaan seperti halnya Aim yang menemukan jalan barunya melalui sebuah kelas kecil di sudut ruang baca. [mu/mad]