21:00 . Muhammadiyah Bojonegoro Serukan Pilih Cabup yang Bersedia Dengar Suara Rakyat   |   19:00 . Dipindah ke Lapas Bojonegoro, Napi Teroris Dikawal Ketat Densus 88 AT Polri   |   16:00 . Gebyar Milenial dan Gen Z, Acara untuk Generasi Muda Bojonegoro   |   14:00 . Tim PkM Dosen UNUGIRI Berikan Pendampingan P5 dan PPRA di Lembaga Pendidikan   |   13:00 . Wujudkan Lansia Bermartabat, PD 'Aisyiyah Bojonegoro Gelar Lokakarya Kelanjutusiaan   |   12:00 . Tim KKN 44 UNUGIRI Observasi di Desa Grabagan   |   06:00 . Menilik Pasukan Kopi Rakyat Jelita Pada Kompetisi Nyethe Rokok Kenduri Cinta 2 Wahono-Nurul   |   21:00 . Barisan Muda Bangga Bojonegoro Siap Menangkan Wahono-Nurul   |   20:00 . Setyo Wahono ajak Ketum PP.Ansor, Addin Jauharudin Bermain Fun Badminton   |   19:00 . Empat Kades Terdakwa Korupsi Pembangunan Jalan di Bojonegoro Dituntut 5 Tahun Penjara   |   18:00 . Diduga Tak Sesuai Spesifikasi, Dua Pembangunan Jalan di Bojonegoro Disidik Kejaksaan   |   17:00 . Judi Online Sebabkan 978 Pasangan di Bojonegoro Cerai   |   16:00 . Jumping Teknologi, Wenseslaus Manggut: Tantangan dan Peluang Industri Media Digital   |   15:00 . Suwarjono: Media Lokal saat ini Tidak Baik-baik Saja, Inilah Tantangan di Tengah Digitalisasi   |   14:00 . Wakil Wamen Komdigi Nezar Patria Lantik Pengurus AMSI Jatim 2024-2028   |  
Fri, 22 November 2024
Jl. Desa Sambiroto, Kec. Kapas, Kabupaten Bojonegoro, Email: blokbojonegoro@gmail.com

Tenaga Kesehatan Ponkesdes, Hadis Aji Romadhona

Tenaga Kesehatan Panggilan Jiwa, Perasaan Takut Jadi Hilang

blokbojonegoro.com | Sunday, 10 May 2020 13:00

Tenaga Kesehatan Panggilan Jiwa, Perasaan Takut Jadi Hilang


Kontributor: Lizza Arnofia

blokBojonegoro.com - Bekerja sebagai tenaga kesehatan di salah satu Pondok Kesehatan Desa (Ponkesdes), tentu menjadi tantangan tersendiri bagi Hadis Aji Romadhona. Pemuda 25 tahun asal Kelurahan Ledok Wetan, Kecamatan Bojonegoro, Kabupaten Bojonegoro.

Mengapa? Pasalnya pekerjaan yang telah ia lakoni setahun ini sebagai tenaga kesehatan, ketika situasi dalam Pandemi justru mengharuskan dirinya untuk selalu siap siaga selama berjam-jam sebagai seorang tenaga kesehatan di Ponkesdes. Meski hanya berada di level desa, tetap saja tenaga kesehatan seperti dirinya ini berjuang di bawah bayang-bayang penyakit menular.

"Yang paling berat bukan melawan penyakit, tetapi melawan stigma di masyarakat," kata Hadis.

Tugas melayani kesehatan masyarakat baginya adalah panggilan jiwa. Sedari awal, ia memilih profesi sebagai perawat di Ponkesdes karena ingin menjaga agar warga selalu sehat. Apalagi di tengah situasi pandemi seperti sekarang ini.

Hadis berujar, sebagai manusia biasa tentu ketika menghadapi wabah terlebih sebagai seorang tenaga kesehatan tentu ada perasaan takut dan itu wajar. "Namun sudah menjadi tanggung jawab sebagai tenaga kesehatan, rasa takut jadi hilang," imbuhyna.

Pernah suatu ketika mendapati laporan dari seorang warga yang tiba-tiba pingsan usai bekerja. Saat itu juga mewajibkan dirinya terjun ke lapangan guna melakukan pemeriksaan fisik. Mendengar keluhan pasien tersebut, pemuda 15 tahun ini tidak ada perasaan khawatir sama sekali.

Selama masa inkubasi 14 hari dirinya terus memantau perkembangan dari pasien tersebut. Untuk memastikan keadaan dan perkembangan si pasien tersebut juga mengharuskan untuk melakukan rapid test.

"Pernah suatu ketika menanggani pasien dengan keluhan seperti gejala Covid-19. Saat itu belum ada perasaan curiga maupun khawatir, saya tetap bersikap positif dengan tetap menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) ketika bertugas," katanya.

Pemuda asal Ledok Wetan ini berpesan kepada masyarakat, ketika menghadapi wabah seperti ini jangan panik dan gegabah. Tetap patuhi himbauan dari Pemerintah, untuk tetap di rumah saja maupun menggunakan masker ketika dalam situasi terdesak yang mungkin mengharuskan diluar rumah dan tetap menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). [liz/ito]

Tag : tenaga, kesehatan, ponkesdes



* Ingin Beli / Transaksi, Klik di Bawah Ini

Logo WA Logo Telp Logo Blokbeli

Loading...

PEDOMAN KOMENTAR

Ayo berpartisipasi membangun budaya berkomentar yang baik. Kolom komentar tersedia untuk diskusi, berbagi ide dan pengetahuan. Gunakanlah bahasa yang baik dalam berekspresi. Setialah pada topik. Jangan menyerang atau menebar kebencian terhadap suku, agama, ras, atau golongan tertentu.

Pikirlah baik-baik sebelum mengirim komentar.




blokBojonegoro TV

Redaksi

Suara Pembaca & Citizen Jurnalism

Lowongan Kerja & Iklan Hemat