Jl. Desa Sambiroto, Kec. Kapas, Kabupaten Bojonegoro, Email: blokbojonegoro@gmail.com

Tetangga Positif Covid, Gotong Royong Jadi Andalan

blokbojonegoro.com | Friday, 25 June 2021 12:00

Tetangga Positif Covid, Gotong Royong Jadi Andalan *Foto warga saat sebelum ada pandemi covid-19.

Reporter: Nur Muharrom

blokBojonegoro.com - Pandemi covid-19 di Indonesia hingga saat ini masih terus bergulir dan belum ada tanda-tanda akan berakhir, meski vaksinasi yang dicanangkan oleh pemerintah Indonesia terus digenjot hingga ke pelosok kabupaten/kota. Seperti di Kota Migas atau Kabupaten Bojonegoro Jawa Timur.

Sehingga masyarakat harus terus patuh terhadap protokol kesehatan (prokes) yang sudah ditetapkan oleh pemerintah seperti selalu memakai masker saat berkegiatan di luar rumah, sering mencuci tangan dengan sabun dan menghindari kerumunan atau acara yang dirasa tidak terlalu penting.

Peran serta masyarakat di semua lini tentu sangat membantu menekan angka penyebaran covid-19, terutama di tingkat yang paling kecil seperti kelompok warga atau juga Rukun Tetangga (RT). Di tingkat kelompok inilah bisa jadi benteng yang kokoh baik untuk menekan laju penyebaran covid-19 maupun membantu tetangga yang tengah isolasi mandiri di rumah karena terpapar virus corona.

Seperti yang dilakukan warga yang ada di Perumahan Bukit Banjarsari Baru Desa Banjarsari Kecamatan Trucuk Kabupaten Bojonegoro. Kekompakan warga dalam menangani covid-19 bisa dibilang sangat baik, mulai dari himbauan memakai masker hingga gerak cepat saat ada kabar tetangga mereka terindikasi positif terpapar virus corona.

Abdul Ghofur, ketua paguyuban warga mengatakan, saat pandemi covid-19 mulai masuk Indonesia, apa yang menjadi himbauan pemerintah diterapkan oleh warga bukit banjarsari, termasuk gotong royong saat ada tetangga yang isolasi mandiri.

Adanya group whatsapp sangat membantu komunikasi, sehingga group ini dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya untuk memberikan info dan juga himbauan agar selalu mematuhi protokol kesehatan demi diri sendiri, keluarga dan tetangga sekitar agar tidak terpapar covid-19.

"Contohnya apabila ada info tetangga rumah terpapar covid dan harus isolasi baik di rumah sakit maupun mandiri di rumah, warga akan segera membuat jadwal kirim konsumsi mulai makan pagi, siang dan malam serta ada juga cemilan untuk keluarga yang isolasi, jadi semuanya gotong royong suka rela mengisi jadwal," kata Ghofur kepada blokBojonegoro.com.

Warga yang terindikasi positif covid, lanjut Ayah dua anak ini, biasanya akan langsung menunjukkan surat dari rumah sakit ataupun pemerintah melalui share di group dan sukarela mengisolasi di rumah bersama keluarganya. Jadi warga lainnya otomatis bersiap membantu memenuhi kebutuhan sehari-hari warga yang isolasi.

Pasien positif covid di kelompok warga ini tidak akan takut mengabarkan bahwa ada keluarganya yang positif karena semuanya saling bantu membantu demi kebaikan bersama. Jadi budaya seperti ini, masih kata Ghofur, sangat baik untuk menekan angka penyebaran covid-19, selain itu juga sangat membantu kesembuhan pasien karena fikirannya tenang dan nyaman.

"Dulu ada warga yang isolasi di rumah sakit dan keluarganya di rumah, jadi warga juga memenuhi kebutuhan keduanya secara suka rela. Biasanya warga yang isolasi akan dikirim bahan mentah untuk bisa dimasak di dapur sendiri seperti beras, minyak dan lainnya, dan untuk jadwal pagi siang malam itu bentuknya lauk pauk serta cemilan itupun menyesuaikan yang ada di rumah. Apabila ada anak-anak yang ikut isolasi tentu snack dan lainnya juga dikirim," papar Ghofur.

Budaya gotong royong yang menjadi ciri khas bangsa Indonesia manfaatnya sangat luar biasa apabila diterapkan dengan sungguh-sungguh, selain bisa membantu sesama juga bisa merekatkan hubungan antar manusia terlebih lagi tetangga di sekeliling rumah. Saat ada seseorang terpapar covid-19, bisa dibilang dihantui rasa takut apalagi orang desa seperti Banjarsari ini. Sehingga dukungan dari semua pihak terkhusus tetangga sekitar sangat penting dalam percepatan kesembuhan seseorang yang terpapar virus corona.

Hal itu dirasakan Hafid yang pernah terpapar covid-19 sehingga ia bersama keluarganya harus isolasi mandiri di rumah.

Guru SMA ini menjelaskan, saat itu ia positif covid-19 dan kondisi tubuhnya demam, sedangkan istri dan kedua anaknya negatif tapi badan istrinya juga demam, tentu melihat kondisi seperti ini untuk memenuhi kebutuhan makan sehari-hari sangat sulit, ditambah kedua anaknya masih kecil satu masih duduk di kelas 2 SD dan balita.

Adanya gotong royong para tetangga untuk memenuhi dan mencukupi kebutuhan sehari-hari ia bersama keluarganya membuat fikirannya tenang, karena ia hanya fokus pada kesembuhan dan untuk kebutuhan makan tiap saat udah tersedia dari para tetangga dengan cara diletakkan di depan rumah.

"Kami sangat bersyukur tetangga di sini sangat guyub (gotong royong) saling membantu apabila tahu kalau ada yang kesusahan. Jadi salah satu faktor agar cepat sembuh dari covid itu ya tenang dan semangat, apalagi saya kepala rumah tangga saat badan sakit yang difikirkan ya bagaimana anak-anak saya makan. Tapi bersyukur semua ditanggung paguyuban. Kalau pagi siang atau sore gitu warga setelah meletakkan kirimannya biasanya langsung whatsapp, terus anak saya ambil," jelas Hafid yang diamini istrinya.

Hal senada diungkapkan Andi salah satu sesepuh warga yang juga pernah terpapar covid-19. Menurutnya gotong royong adalah modal utama warga dalam menangani pandemi virus corona, terlebih lagi menanggung kebutuhan dasar yaitu makan apabila ada warga yang terindikasi terpapar covid-19.

"Saat saya positif ya otomatis saya harus mengabarkan di group dan saya wajib isolasi mandiri hingga sembuh, selama itu semua ditanggung warga secara bergiliran. Jadi kita tidak takut mengabarkan bahwa kita ini terpapar covid, karena juga demi keselamatan bersama saya isolasi agar tidak menularkan virus ke orang lain," kata Andi menjabarkan.

Andi menceritakan kisah salah satu temannya yang ada di perumahan kelas menengah ke atas, di perumahan itu apabila ada warga yang terindikasi positif semua tetangga menjauhi dan malah ketakutan sehingga mengakibatkan seseorang takut mengabarkan bahwa ia positif. Hal itu berbeda dengan Paguyuban di perumahan kecil Banjarsari ini, apabila ada yang positif sudah otomatis mengabarkan dan suka rela isolasi mandiri demi kepentingan bersama.

"Kalau semuanya guyub tentu bisa memutus rantai penyebaran covid-19, karena terbukti di tetangganya saat ada yang positif tidak ada satupun yang tertular karena sudah suka rela isolasi hingga dinyatakan benar-benar sembuh oleh pihak kesehatan setelah melalui uji tes. Adanya warga yang positif seperti saya itu ternyata terpapar saat di luar rumah, makanya taar protokol kesehatan itu sangat penting," tutup Andi kepada blokBojonegoro.com. [mu]

Tag : perumahan bukit banjarsari baru, perumahan b3, covid 19 kabupaten bojonegoro



* Ingin Beli / Transaksi, Klik di Bawah Ini

Logo WA Logo Telp Logo Blokbeli

Loading...

PEDOMAN KOMENTAR

Ayo berpartisipasi membangun budaya berkomentar yang baik. Kolom komentar tersedia untuk diskusi, berbagi ide dan pengetahuan. Gunakanlah bahasa yang baik dalam berekspresi. Setialah pada topik. Jangan menyerang atau menebar kebencian terhadap suku, agama, ras, atau golongan tertentu.

Pikirlah baik-baik sebelum mengirim komentar.



Berita Terkini