Antisipasi Gagal Panen, 2472,73 Hektare Sawah di Baureno Terdaftar Asuransi
blokbojonegoro.com | Wednesday, 26 January 2022 16:00
Sub Koordinator Pengendalian UPT Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Bojonegoro, Susana. (Dokumentasi pribadi)
Kontributor: Moch Misbahul Munir
blokBojonegoro.com - Musim dan kondisi cuaca yang tidak menentu membuat sektor pertanian rawan terjadi gagal panen. Faktor gagal panen bisa disebabkan perubahan iklim seperti banjir, kekeringan, serangan hama dan penyakit/ Organisme Penggangu Tumbuhan atau OPT yang mengakibatkan kerugian bagi petani.
Untuk mengantisipasi hal ini, terdapat Program Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP) yang dicanangkan oleh pemerintah melalui Kementerian Pertanian sebagai langkah antisipasi dari risiko yang akan dialami oleh petani.
Dari peristiwa jebolnya tanggul kali ingas di Desa Kedungprimpen, Kecamatan Kanor kemarin tentunya berdampak terendamnya ratusan hektare sawah yang ada di dua kecamatan yakni Kecamatan Kanor dan kecamatan Baureno
Terkait hal ini, Sub Koordinator Pengendalian UPT Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Bojonegoro, Susana, menyampaikan beberapa wilayah seperti Kecamatan Kanor dan Kecamatan Baureno merupakan wilayah dengan potensi kegagalan panen yang cukup tinggi. Hal ini di sebabkan kedua wilayah tersebut merupakan daerah yang paling dekat dengan Bengawan Solo yang rawan terendam banjir saat musim penghujan.
"Wilayah Kanor untuk saat ini belum mendaftar, yang sudah itu wilayah Boureno, Untuk AUTP ini permusim tanam, untuk wilayah Bourno terdapat 2472,73 hektar yang sudah terdaftar, yang terdiri 893,53 hektar musim tanam abset dan 1.579,2 musim tanam okmar" jelasnya pada blokBojonegoro.com, Rabu (26/01/2022).
Manfaat dari AUTP yang akan di dapatkan oleh petani ialah bisa mengajukan klaim bilamana terjadi kegagalan panen pada musim tanam yang telah di daftarkan sebelumnya, tentunya mengacu sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
"Dengan membayar 36 ribu per hektare sawah untuk asuransi untuk satu musim tanam, nantinya bisa mengajukan klaim asuransi bila terjadi gagal panen dan akan mendapat ganti senilai 6 juta rupiah, tentunya dengan ketentuan yang berlaku, misalnya gagal panen seperti puso itu, minimal 75 persen kerusakan, baru bisa mengajukan klaim asuransi," ungkapnya.
Koordinator perempuan itu menambahkan, di samping kuotanya terbatas hanya 1 juta pendaftar asuransi untuk seluruh Indonesia, diharapkan program asuransi ini bisa lebih di manfaatkan oleh kelompok tani yang ada di Bojonegoro, seperti halnya kelompok tani lain yang ada di Indonesia yang sudah memanfaatkan program ini.
"Dinas berharap untuk kelompok tani yang kemarin mendapatkan stimulan, yang di daftarkan melalui APBD 2, diharapkan mau melanjutkan secara swadaya (mandiri)," pungkasnya. [mis/lis]
* Ingin Beli / Transaksi, Klik di Bawah Ini