Mengulas Sejarah Keberadaan Pasar Burung Bojonegoro dari Masa ke Masa
blokbojonegoro.com | Wednesday, 21 December 2022 14:00
Reporter: Lizza Arnofia
blokbojonegoro.com - Mengulas sejarah tak akan pernah ada habisnya, bercerita dari masa ke masa mengantarkan seseorang pada refleksi tata kehidupan masa lampau. Termasuk tata bangunan perkotaan seperti keberadaan pasar burung di Kabupaten Bojonegoro.
Situs Leiden University Libraries, melalui digital collection pada menu Dutch Colonial Maps Kit, mengantarkan pembaca mengetahui sejarah keberadaan pasar hewan di era tahun 40-an. Berselancar pada peta yang masa itu masih dengan ejaan lampau yakni Bodjonegoro atau kini dikenal Bojonegoro.
Pemerhati sejarah R. Ngastasio Kerto Negoro, Mbah Ngas sapaan karibnya mengajak pembaca menelusuri masa lampau Bojonegoro lewat peta. Dimana tertulis 1st edition atau edisi pertama pada April 1946 dan digambarkan tercatat 21 titik bangunan vital pada masa itu sehingga menjadi unik dan menarik, termasuk bagaimana letak tata bangunan kala itu yakni 76 tahun kemudian atau tepatnya di tahun 2022.
Penyusuran titik-titik bangunan pun dilakukan, namun tampak masih ada beberapa titik lokasi yang tidak berpindah. Misalnya letak Masjid Agung Darussalam Bojonegoro dan Alun-Alun Kota, begitu pula beberapa titik keberadaan pasar yang saat ini masih difungsikan sebagai kegiatan berdagang yang masih ada beserta fungsinya.
"Misal poin ke-15 berupa tata letak bangunan rumah ahli kehutanan, tertulis forester’s house dari tiga lokasi forester house di Jalan Teuku Umar masih sebagai rumah Pegawai Perhutani. Tetapi untuk di Jalan Sawunggaling beberapa telah beralih fungsi menjadi kafe, sementara di tahun tersebut baru ada cattle market atau pasar hewan pada poin 1 dengan satwa yang diperjualbelikan berupa sapi," ulasnya.
Berbicara pasar hewan, pada 1907 di situs yang sama pada menu Southeast Asian & Caribbean Images dokumentasi foto. Dalam Bahasa Belanda tertulis Javaanse Koeien Op Een Tentoonstelling te Bodjonegoro in 1907, artinya Sapi Jawa pada pameran di Bodjonegoro pada tahun 1907.
"Berdasarkan KITLV Leiden pameran Sapi Jawa yang diadakan di Bojonegoro tahun 1907 juga bisa menjadi petunjuk mulai ada, dan maraknya pembiakan Sapi Jawa untuk diperdagangkan. Terkait pasar khusus burung baru ada secara khusus pada dekade awal tahun 80-an,” ulasnya.
Namun seiring perkembangan zaman, praktik jual beli hewan juga ikut berkembang. Bahkan pasar burung mulai muncul tahun 1980-an dan keberadaan pasar burung ini mengalami beberapa kali pindah lokasi.
Jika dikaji berdasarkan data dan pengalaman beberapa narasumber, sekitar tahun 80 hingga 90-an awal. Pasar burung berada di belakang Satlantas Bojonegoro yang dulu gedung Polwil Bojonegoro, atau tepatnya di Jalan Trunojoyo Utara dan Jalan Hayam Wuruk.
"Namun pada saat itu dinilai menganggu lalu lintas, sehingga tak lama kemudian lokasi pasar burung pindah ke atas tanggul yang kemudian dikenal dengan Taman Bengawan Solo (TBS)," ucapnya.
Lanjut dia, pasar burung di TBS aktif saat itu ada di tahun 1995-1996, namun seperti yang kita ketahui lokasinya tidak terlalu luas sehingga tidak cukup untuk lomba. Kemudian lokasi pasar burung sendiri menempati TBS dalam waktu lama hingga 27 November 2022, hingga akhirnya Pemkab Bojonegoro sendiri merelokasi pasar burung dan diresmikan di atas lokasi eks. Pasar Sapi Banjarejo.
"Pasar Burung Bojonegoro saat ini atau dikenal Pasar Burung Buana Lestari. Terkait relokasi jelasnya menjadi hal wajar untuk penataan kota yang lebih dinamis, modern, dan tertata rapi," imbuhnya.
Keberadaan pasar burung dalam jangka panjang pembangunan Bojonegoro, tentu dapat menjadi salah satu identitas suatu daerah. Bahkan menjadi destinasi wisata seperti halnya Pasar Hewan Splendid yang ada di Malang atau Pasar Satwa dan Tanaman Hias Yogyakarta (PASTY).
Lokasi yang teduh dikelilingi pepohonan hingga tempat yang luas menjadikan pasar burung Buana Lestari ini sebagai lokasi yang nyaman dan asri yang ketika pendatang bertandang.
"Diharapkan pasar burung baru ini tidak hanya menjadi lokasi jual beli burung, namun juga berkembang sebagai transaksi jual beli ikan hias ataupun hewan kecil lainnya. Dan diharapkan masyarakat juga tetap menjaga kebersihan fasilitas umum," harap Mbah Ngas sapaan karibnya. [liz/lis]
* Ingin Beli / Transaksi, Klik di Bawah Ini