BRI Fellowship Journalism 2023
Sempat Terdampak Pandemi, Produsen Keripik Pisang Gablok Sukses Buka Peluang Lapangan Kerja
blokbojonegoro.com | Wednesday, 17 May 2023 13:00
Reporter: Lizza Arnofia
blokBojonegoro.com - Wanita asal Desa Sendangharjo, Kecamatan Ngasem, Kabupaten Bojonegoro. Terbilang sukses menjalani perannya sebagai ibu rumah tangga dan berwirausaha.
Sejak tahun 2019 bermodalkan uang sebesar Rp500.000, wanita pemilik nama Lutfiatul Rohmah memiliki tekad dan usaha yang cukup keras dalam membangun peluang usaha, yaitu produksi keripik pisang. Hingga meraup omzet jutaan rupiah.
Keinginan ini muncul bermula ketika almarhum suaminya, pulang dari Ngawi kerap membawa pisang. Supaya tidak terbuang sia-sia, pisang tersebut kemudian diolah menjadi beragam keripik.
"Pisang di sini cukup melimpah, kemudian muncul ide mengolah menjadi keripik pisang. Sekarang tinggal melanjutkan," ungkapnya.
Ia sengaja memilih pisang gablok atau pisang kepok sebagai bahan baku pembuatan keripik, karena rasanya yang enak dan bentuknya yang mudah saat diolah.
Keripik pisang yang sudah di olahan, kemudian ia jual dengan harga Rp10.000. Sementara untuk penjualan, selain melalui offline juga mengandalkan online berupa WhatsApp dan facebook.
"Offline bisa dijumpai di ritel modern yang ada di Bojonegoro. Online pelanggan melihat postingan di sosial media, kemudian mereka menghubungi lewat kontak WhatsApp. Kirim barang dan transfer rekening, berkat kecanggihan teknologi sudah kirim sampai luar kota," ucapnya.
Lanjut wanita asal Ngasem, terkadang dalam sehari ia mampu memproduksi hingga 40 kilogram keripik pisang. Selain itu, ia juga berperan andil dalam melakukan pemberdayaan kepada warga desa. Termasuk memberikan peluang lapangan kerja.
"Produksi keripik ini prosesnya cukup panjang. Dari pengupasan, perendaman penggorengan hingga packing. Kalau pesanan banyak tentu juga harus ada yang membantu jalannya usaha," ujar wanita asal Ngasem.
Ketika terjadi pandemi Covid-19, usaha yang ia lakoni sempat mati suri. Namun dengan semangat wirausaha dan tekat yang kuat, usahanya kembali bangkit. Ia juga sempat mengurangi produksi karena takut tidak habis terjual hingga kemerosotan omzet.
Kemudian di tahun 2021, lewat tenaga pemasar mikro atau sebutan mantri BRI. Ia mulai bergabung dengan UMKM binaan BRI Unit Ngasem, beberapa manfaat sempat ia peroleh untuk menunjang usahanya. Seperti kredit usaha ringan (KUR).
"Pengurusan Nomor Induk Berusaha (NIB), sertifikat izin Pangan Industri Rumah Tangga (PIRT) dan sertifikat produk halal. Selain itu juga kemudahan transaksi digital bagi konsumen dan produsen, harapan ke depan bisa ekspansi pasar global," harap Lutfiana.
Terpisah, Kepala Unit BRI Ngasem, Yanuar Cahyo Edi menambahkan setidaknya di BRI Unit Ngasem ada sekitar 2.076 UMKM ultra kecil, 131 kecil dan 11 menengah. Di Unit Ngasem sendiri untuk UMKM, rata-rata masih perorangan dan kecil atau belum lingkup kluster besar.
Meskipun ada beberapa kluster besar seperti produksi emping garut. Tapi kami tetap berupaya mendukung penuh pelaku UMKM dalam mengembangkan usahanya.
"Mulai dari pembinaan hingga proses pengajuan kredit usaha ringan (KUR) bagi pelaku usaha. Kita juga sering membeli, kemudian mempromosikan produk tersebut supaya dikenal masyarakat," tutup Yanuar. [liz/lis]
* Ingin Beli / Transaksi, Klik di Bawah Ini