11:00 . WIDAMA Magetan dan PDKB Bojonegoro Wisata Bersama   |   10:00 . Catat Tanggalnya, NU Fest 2025 dan Pelantikan Bersama PCNU Bojonegoro   |   09:00 . Wisata Bersama, WIDAMA Magetan dan PDKB Bojonegoro Jalin Silaturahim   |   08:00 . Hore..! Pemutihan Pajak Kendaraan Bermotor 2025   |   06:00 . Gelar Operasi, Kapolres Bojonegoro Ingatkan Anggota Tak Lakukan Pungli   |   20:00 . Digelar Dua Pekan, Ini Sasaran Operasi Patuh 2025 di Bojonegoro   |   19:00 . Bupati Bojonegoro Berangkatkan 792 Mahasiswa KKN TK Unigoro, Fokus Optimalisasi Potensi Desa untuk Geopark Berkelanjutan   |   18:00 . Bangganya Kemenag Bojonegoro, Tiga Siswa MI Bersinar di PORSENI Jatim 2025   |   17:00 . Tawarkan Pendidikan Berstandar Internasional, Hibatullah IIBS Hadir di Bojonegoro   |   16:00 . Kilatan Emas dari Bojonegoro: Lari Jadi Andalan di PORSENI MA Jatim 2025   |   14:00 . PCNU Bojonegoro Gelar Ta'aruf Pengurus   |   12:00 . Nada Musik Melawan Narkoba: Festival Band Pelajar dan Mahasiswa Bojonegoro 2025 Siap Digelar   |   23:00 . Ribuan Warga Hadiri Haul Kyai Qomari Sarangan   |   22:00 . Ustadz Ridwan Asyfi Ajak Sholawatan Ribuan Penggemar   |   20:00 . Duet Pengasuh Ponpes Abu Dzarrin Buka Acara Haul Kyai Qomari   |  
Tue, 15 July 2025
Jl. Desa Sambiroto, Kec. Kapas, Kabupaten Bojonegoro, Email: blokbojonegoro@gmail.com

Cerita Desa Sitiaji, Jadi Gelap saat Ada Belanda

blokbojonegoro.com | Saturday, 07 October 2023 14:00

Cerita Desa Sitiaji, Jadi Gelap saat Ada Belanda

Kontributor: Sahdan 

blokBojonegoro.com - Kabupaten Bojonegoro Jawa Timur terdiri dari 28 kecamatan, 11 kelurahan, dan 419 desa. Dari ratusan desa itu memiliki nama yang unik, dan masing-masing punya cerita menarik yang sudah turun temurun diceritakan dari generasi ke generasi.

Kali ini blokBojonegoro.com melipir ke Desa Sitiaji Kecamatan Sukosewu, yang berjarak kurang lebih 20 kilometer dari pusat Kota Bojonegoro, apabila ditempuh dengan berkendara sepeda motor bisa memakan waktu sekira 31 menit.

Menurut cerita yang beredar di masyarakat, nama Sitiaji berasal dari dua suku kata bahasa Jawa yaitu Siti dan Aji, secara etimologis berarti tanah yang bertuah atau berharga.

Konon menurut cerita sesepuh desa, wilayah Desa Sitiaji tidak pernah dijajah oleh Belanda, penjajah tidak dapat memasuki kawasan Sitiaji dikarenakan terlihat gelap.

Meskipun penduduk pada zaman penjajahan dapat melihat dan beraktivitas seperti biasa, akan tetapi penjajah Belanda tidak dapat memasuki desa karena kegelapan yang melanda para penjajah, sehingga wilayah yang tidak dapat dimasuki pihak penjajahan Belanda dinamakan Desa Sitiaji.

Pemerintahan Desa Sitiaji terbentuk pada tahun 1929 dan kepala desa pertama dijabat oleh H. Sidik, secara historis Sitiaji merupakan gabungan dua desa yaitu Klangkrangrejo dan Tlapak.

Sampai saat ini belum ditemukan secara pasti alasan yang melatarbelakangi penggabungan dua desa tersebut, setelah menjabat selama 8 tahun H. Sidik diganti oleh Kartodikromo pada tahun 1937.

Selanjutnya pada tahun 1963 Kepala Desa Sitiaji dijabat oleh Taslim. Pada masa kepimpinan Taslimlah dibangun balai desa atau kantor desa pada tahun 1981 sampai 1990 kemudian sampai berakhirnya masa jabatan.

"Sepanjang masa penjajahan Belanda Desa Sitiaji tidak pernah dimasuki karena ketika akan masuk desa selalu gelap, sehingga mungkin satu-satunya desa yang ada di Kabupaten Bojonegoro yang belum pernah dijajah ya desa ini," ungkap Sekretaris Desa Sitiaji, Ahmad Bahrudin.

Letak geografis Desa Sitiaji terletak di Kecamatan Sukosewu, Kabupaten Bojonegoro, Provinsi Jawa Timur. Desa Sitiaji memiliki luas wilayah sekitar 280,85 Ha, dua dusun yang membentuk Desa Sitiaji masing-masing disebut Krajan dan Tlapak.

Desa Sitiaji terletak 19,1 hingga 20 kilometer dari ibu kota kabupaten serta 4,8 kilometer dari pusat pemerintahan Kecamatan Sukosewu , suhu udara rata-rata di wilayah dataran rendah berkisaran antara 28 hingga 35 derajat celsius, dan ketinggiannya hanya 250 meter di atas permukaan laut.

Sebagai pusat administrasi Desa Sitiaji, Dusun Krajan berfungsi sebagai pusat pemerintahan, penduduk laki-laki 2.034 orang dan perempuan 2.007 orang yang tinggal di Desa Sitiaji, terdapat 99,86 persen umat Islam dan 0,14 persen umat kristen yang tinggal di Desa Sitiaji.

Kemudian masyarakat mayoritas petani yang mengkhususkan diri pada produksi padi, tembakau, tanaman sampingan antara lain kacang almond, jagung dan semangka.

Batas-batas Desa Sitiaji, sebelah barat Desa Tegalkodo, sebelah timur Desa Genjor, sebelah Utara Desa Tegalkodo, sebelah selatan Desa Balongrejo.

"Mayoritas penduduk Desa Sitiaji sebagai petani padi, dan tembakau kemudian diwaktu-waktu tertentu ada petani yang menanam semangka, kacang almond, jagung, dan mayoritas warga memeluk agama Islam hanya sebagaian kecil saja beragama kristen," ungkap Ahmad Bahrudin saat diwawancarai awak media blokBojonegoro.com. [sah/mu]

 

Tag : Cerita desa, sejarah desa, desa sitiaji, sukosewu



* Ingin Beli / Transaksi, Klik di Bawah Ini

Logo WA Logo Telp Logo Blokbeli

Loading...

PEDOMAN KOMENTAR

Ayo berpartisipasi membangun budaya berkomentar yang baik. Kolom komentar tersedia untuk diskusi, berbagi ide dan pengetahuan. Gunakanlah bahasa yang baik dalam berekspresi. Setialah pada topik. Jangan menyerang atau menebar kebencian terhadap suku, agama, ras, atau golongan tertentu.

Pikirlah baik-baik sebelum mengirim komentar.




No comments

blokBojonegoro TV

Redaksi

Suara Pembaca & Citizen Jurnalism

  • Monday, 07 July 2025 21:00

    IPNU dan IPPNU

    LAKMUD, IPNU-IPPNU Temayang Tanam Pohon

    LAKMUD, IPNU-IPPNU Temayang Tanam Pohon Dalam rangkaian kegiatan Latihan Kader Muda (LAKMUD) Pimpinan Anak Cabang (PAC) IPNU-IPPNU Temayang, digelar sebuah aksi nyata peduli lingkungan. Yakni, diwujudkan dengan penanaman pohon alpukat. Acara berlangsung, Senin, (7/72025) di...

    read more

Lowongan Kerja & Iklan Hemat