22:00 . Begini Konsep Pengembangan Wilayah Selatan Setyo Wahono dan Nurul Azizah   |   15:00 . Peningkatan Insentif Guru PAUD, Prioritas Paslon Wahono-Nurul Azizah   |   19:00 . Miris, Rawan Ambruk, Guru di Bojonegoro Keluhkan Atap SDN Napis V Tak Kunjung Direnovasi   |   18:00 . Pakar Komunikasi Stikosa AWS Ingatkan Potensi Hoaks Berbasis AI Jelang Pilkada 2024   |   11:00 . Partai Golkar Bojonegoro Solid Menangkan Setyo Wahono-Nurul Azizah   |   21:00 . Mahasiswa STIE Cendekia Bojonegoro Raih Juara 2 Lomba Pekan Ilmiah Akuntansi Tingkat Nasional   |   20:00 . Cabup Setyo Wahono Sapa Pedagang Pasar Ngasem, Sampaikan Program Bantuan IKM Rp 1 Miliar Per Desa   |   19:00 . Coba Padamkan Api di Sawah, Warga Bojonegoro Alami Luka Bakar hingga Meninggal   |   13:00 . 4 Laga Tanpa Kekalahan, Persibo Bojonegoro Kokoh Puncaki Klasemen Group 3 Liga 2   |   12:00 . Gempa 3,3 M Guncang Bojonegoro, BPBD: Terasa di 3 Kecamatan   |   20:00 . Kurangi Pengangguran di Bojonegoro, Setyo Wahono-Nurul Azizah Siapkan Kartu Prakerja Baru   |   19:00 . Bekuk 1-0 Persipal Palu, Persibo Bojonegoro Sapu Bersih 4 Laga   |   14:00 . KA Argo Bromo Anggrek Tertemper Truk Yang Terobos Pintu Perlintasan, KAI Akan Lakukan Upaya Proses Hukum   |   13:00 . Diduga Trobos Pintu Lintasan, Truk Muat Bata Ringan Disantap KA Argo Bromo di Bojonegoro   |   12:00 . Persibo Bojonegoro Bakal Lawan Persipal Palu   |  
Sat, 12 October 2024
Jl. Desa Sambiroto, Kec. Kapas, Kabupaten Bojonegoro, Email: blokbojonegoro@gmail.com

Pakar Stikosa AWS: Gen Z dalam Pilkada 2024 Jangan hanya Dijadikan Obyek!

blokbojonegoro.com | Wednesday, 29 May 2024 18:00

Pakar Stikosa AWS: Gen Z dalam Pilkada 2024 Jangan hanya Dijadikan Obyek!

Reporter: Parto Sasmito 

blokBojonegoro.com - Gen Z, generasi yang lahir antara tahun 1997 hingga 2012, merupakan kelompok demografis yang besar dan penting dengan pengaruh yang semakin meningkat.

Pemerhati komunikasi poltik dari Stikosa AWS, Dr. Jokhanan Kristiyono M.Med.Kom, mengatakan, untuk merangkul mereka dalam kegiatan politik, diperlukan strategi komunikasi yang tepat dan efektif. 

"Pertama, sudah barang tentu, memahami karakteristik, nilai, dan kebiasaan Gen Z. Mereka adalah generasi yang digital native, terbiasa dengan teknologi dan internet. Mereka kritis, ingin terlibat, dan peduli terhadap isu-isu sosial," terang Jokhanan yang juga tercatat sebagai Ketua Stikosa AWS, Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi Almamater Wartawan Surabaya ini, , Rabu (29/5/2024).

Menurutnya, dengan memahami karakteristik Gen Z, setiap individu atau kelompok politik yang terlibat dalam Pilkada 2024 bisa membuat analisa terkait platform digital yang lekat dengan mereka. Seperti Instagram, TikTok, YouTube, dan Twitter. Berikutnya, kita tinggal membuat konten yang menarik dan informatif, dalam format yang sesuai dengan preferensi mereka, seperti video pendek, meme, dan infografis.

"Beberapa tim komunikasi politik kerap lupa untuk melibatkan Gen Z dalam sebuah kegiatan kampanye. Akibatnya, sajian yang ada sangat tidak memenuhi selera Gen Z. Misal, bahasa yang digunakan kaku dan formal," tegas orang nomor satu di kampus komunikasi massa tertua di Indonesia Timur ini.

Ia menegaskan, di tahap ini, kita harus menggunakan bahasa yang lugas, mudah dipahami, dan sesuai dengan gaya komunikasi Gen Z. Bangun komunikasi yang terbuka dan transparan, tunjukkan bahwa suara mereka didengar dan dihargai.

"Berikan kesempatan kepada Gen Z untuk terlibat dalam pengambilan keputusan dan proses politik. Adakan forum diskusi, survei online, dan polling untuk mendapatkan masukan mereka. Tunjukkan bahwa mereka adalah bagian penting dari proses demokrasi," tegasnya.

Upaya melibatkan Gen Z, lanjutnya, adalah wujud komitmen pelibatan Gen Z tidak sebatas sebagai object, tetapi juga sebagai subject. Hal yang sama tidak hanya dilakukan saat mengemas pesan, tapi juga pembuatan isu. 

"Angkat isu-isu yang penting bagi Gen Z, seperti perubahan iklim, keadilan sosial, dan kesehatan mental. Tunjukkan bagaimana kegiatan politik dapat memberikan solusi untuk masalah-masalah tersebut. Sampai di sini, bila perlu, ajak influencer," kata Jokhanan dalam keterangan tertulisnya.

Bekerja sama dengan influencer Gen Z yang kredibel dan memiliki banyak pengikut. Influencer dapat membantu menyebarkan informasi dan mempromosikan kegiatan politik kepada audiens yang lebih luas.

"Dalam strategi komunikasi secara umum kita juga harus terbiasa untuk menggunakan logika dan cara menciptakan pengalaman yang interaktif. Gunakan gamification, augmented reality, dan virtual reality untuk menciptakan pengalaman yang interaktif dan menarik bagi Gen Z. Hal ini dapat membantu meningkatkan partisipasi dan engagement mereka," terang penulis buku Konvergensi Media dan Komunikasi Grafis ini.

 

Konsisten dan berkelanjutan bersama Gen Z

Bekerja sama dengan organisasi dan komunitas Gen Z yang sudah ada, kata Jokhanan, dapat membantu menjangkau kelompok ini lebih efektif dan membangun kepercayaan. Maklum, membangun hubungan dengan Gen Z kadang membutuhkan waktu dan usaha ekstra. 

"Konsistenlah dalam komunikasi dan engagement Anda, dan tunjukkanlah komitmen Anda untuk jangka panjang. Terbuka untuk masukan dan kritik dari Gen Z. Dengarkan apa yang mereka inginkan dan butuhkan, dan pelajarilah dari mereka," ujar Jokhanan.

Karena, imbuhnya, Gen Z harus dilibatkan subject, bukan hanya object. Apalagi jika diposisikan sebagai kelompok penyedia suara semata. 

"Tapi ada kepentingan yang harus dilayani, ada suara yang wajib didengarkan, ada gerakan yang harus melibatkan secara konsisten dan berkelanjutan. Karena ingat, politisi yang notabenenya akan menjadi pejabat publik, tidak bisa tidak, dia harus paham dan mengerti publiknya. Kuncinya kan di situ?" tutup Jokhanan.  [ito/red]

Tag : Stikosa AWS, Pilkada, Gen Z



* Ingin Beli / Transaksi, Klik di Bawah Ini

Logo WA Logo Telp Logo Blokbeli

Loading...

PEDOMAN KOMENTAR

Ayo berpartisipasi membangun budaya berkomentar yang baik. Kolom komentar tersedia untuk diskusi, berbagi ide dan pengetahuan. Gunakanlah bahasa yang baik dalam berekspresi. Setialah pada topik. Jangan menyerang atau menebar kebencian terhadap suku, agama, ras, atau golongan tertentu.

Pikirlah baik-baik sebelum mengirim komentar.




blokBojonegoro TV

Redaksi

Suara Pembaca & Citizen Jurnalism

Lowongan Kerja & Iklan Hemat