ENTAH mengapa, bila bicara remaja masjid, penulis memiliki semangat untuk memberi motivasi kepada mereka. Selain memiliki pengalaman praksis di remaja masjid, mulai dari Remaja Islam Masjid Agung Jawa Tengah (RISMA-JT), BKPRMI Kota Semarang dan Jawa Tengah, dan sekarang menjadi Majelis Pembina PRIMA-DMI Jawa Tengah, juga keprihatinan penulis akan besarnya potensi masjid yang tidak diimbangi dengan menyiapkan generasi milenial sebagai estafet penerus ketakmiran.
Setiap tanggal 25 November diperingati sebagai Hari Guru Nasional (HGN). Penetapan HGN oleh Pemerintah sebagai bentuk perhatian dan apresiasi terhadap guru. Ini tentu dapat dipahami sebagai komitmen untuk mengangkat derajat guru.
Sebagaimana kata pepatah, lain ladang lain belalang, lain lubuk lain ikannya. Tampaknya pepatah ini juga berlaku seiring dengan pergantian pemimpin di Indonesia. Setiap pemimpin baru, biasanya juga akan membuat sebuah kebijakan dan aturan-aturan yang baru, termasuk pergantian Menteri Pendidikan dan Kebudayaan yang saat ini dijabat oleh Nadiem Makarim. Seusai mengusung konsep merdeka belajar dan menghapus Ujian Nasional, baru-baru ini Mendikbud yang baru membuat sebuah wacana mengenai penyederhanaan kurikulum sebagaimana yang tertuang dalam draft sosialisasi penyederhanaan kurikulum dan Assessment Nasional tertanggal 25 Agustus 2020.
Gelombang unjuk rasa menentang kebijakan UU Cipta Kerja (Omnibus Law) terus meluas di berbagai daerah di Indonesia. Aksi penolakan ini juga di Kabupaten Bojonegoro. Pada hari Kamis, 8 Oktober 2020. Ratusan massa dari berbagai elemen masyarakat, kaum buruh, dan mahasiswa turun ke jalan dan berkumpul di depan kantor DPRD untuk bersama-sama menyuarakan penolakan terhadap penerapan Omnibus Law. Mereka menyampaikan beberapa poin tuntutan yang intinya para demonstran menyampaikan mosi tidak percaya mereka terhadap pemerintah dan DPR, mengecam pengesahan UU Cipta Kerja, serta mengajak semua masyarakat untuk melakukan perlawanan terhadap UU Cipta Kerja.
Reformasi pendidikan di Indonesia telah dimulai. Menteri pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim telah mengusung dan memulai semangat perubahan ini melalui konsep merdeka belajar yang mencakup beberapa poin penting diantaranya: Penghapusan Ujian Nasional, Penyederhanaan pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dan peraturan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) dengan sistem zonasi. Semua konsep yang ditawarkan ini bertujuan untuk menciptakan kemerdekaan dalam belajar, artinya siswa tidak perlu lagi stres dan tertekan dalam memikirkan dan mempersiapkan Ujian Nasional, penyederhanaan RPP ditujukan agar guru lebih leluasa dan bebas untuk memilih, membuat, menggunakan dan mengambangkan format RPP. Sedangkan perubahan sistem zonasi dalam proses PPDB yang baru bisa lebih memberikan kemerdekaan bagi siswa untuk memilih sekolah yang diinginkannya (terutama bagi siswa yang berprestasi). Pasalnya, Mendikbud mengalokasikan 30% kouta untuk jalur prestasi, sedangkan sisanya 50% untuk zonasi wilayah, 15% untuk jalur afirmasi, dan 5% untuk jalur pindahan. Demikian inti program “merdeka belajar†diusung oleh Nadiem sebagaimana yang disampaikan pada rapat dengan kepala dinas pendidikan seluruh Indonesia di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan (Rabu, 12 Desember 2019).
Memburu sejarah Hari Ulang Tahun (HUT) Provinsi Jawa Timur dengan dokumen-dokumen dan teks sejarah resmi di Bojonegoro cukup lumayan langka. Bahan yang ada hanya sedikit dan petunjuknya adalah Gubernur pertama Jawa Timur, R.M.T.A Soerjo pernah menjadi Residen Bojonegoro. Tafsiran penulis Residen Bojonegoro adalah Bakorwil Bojonegoro yang kantornya menghadap alun-alun Bojonegoro tentu dokumen-dokumen Perintahan zaman itu masih tersimpan baik di kator ini.
Persebaran virus corona atau yang sering disebut dengan Covid-19 dari hari ke hari semakin menghawatirkan. Jika melihat data update setiap harinya, hampir semua negara di dunia menunjukkan grafik peningkatan jumlah orang yang terpapar virus ini, bahkan angka kematian akibat virus ini di berbagai negara juga semakin meningkat. Bagaimana dengan Indonesia? Keadaan yang tidak jauh berbeda juga dialami oleh Indonesia. Setiap hari, pemerintah selalu memberikan kabar terbaru kepada masyarakat terkait perkembangan dan persebaran covid-19 melalui juru bicara satuan gugus percepatan penanganan virus corona, dan masyarakat Indonesia juga dibuat resah dengan rantai perebaran virus ini yang sangat cepat.
Situasi pandemi Covid 19 belum berakhir, data menunjukkan bahwa setiap hari jumlah pasien di Indonesia yang positif terpapar virus ini terus bertambah. Berbagai upaya dan kebijakan telah dilakukan oleh pemerintah untuk menanggulangi persebaran Covid 19, namun hingga saat ini upaya tersebut belum juga berhasil seratus persen.
Persebaran virus Corona atau COVID-19 yang begitu cepat telah meresahkan seluruh masyarakat dunia tak terkecuali Indonesia. Bagaimana tidak, virus ini tergolong virus yang mematikan meskipun hasil penelitin menunjukkan bahwa tingkat kematian yang disebabkan oleh virus ini tergolong rendah, namun yang membuat masyarakat khawatir adalah sampai saat ini belum ditemukan vaksin yang dapat menangkal atau melumpuhkan virus ini.
Akhir tahun 2019 , dunia digemparkan dengan adanya sebuah virus yang dinamakan Covid-19 (Corona Virus Disease -19), virus ini awal mulanya tersebar di daerah Wuhan, China, yang akhirnya menyebar ke seluruh dunia termasuk Indonesia.