09:00 . Dibalik Kabel Menjuntai di Bojonegoro, Warga Tumbang dan Regulasi Masih Kosong   |   08:00 . PD IPHI Bojonegoro Kembali Layangkan Somasi ke Pengelola Islamic Centre   |   07:00 . Rawan Longsor, Babinsa Koramil Padangan dan Warga Desa Banjarjo Pasang Tanggul Penahan   |   06:00 . Menyongsong Industrialisasi Serta Peluang Membentuk Kawasan Ekonomi Khusus di Bojonegoro   |   20:00 . 260 Ibu-Anak di Bojonegoro Meninggal, Sebut Nakes Kurang Mampu Tangani   |   16:00 . Menunggu Tersangka Dua Kasus Dugaan Korupsi yang Ditangani Kejari Bojonegoro   |   15:00 . Kodim 0813 Bojonegoro Mulai Persiapan TMMD di Soko Temayang   |   18:00 . Dugaan Pungli PPPK Disdik Bojonegoro, Korban: Ingin Hidupi Keluarga Malah Tertipu Rp55 Juta   |   14:00 . Setahun Penyidikan, Dugaan Korupsi BKKD Jalan Rp1,6 M Desa Sugihwaras Dipertanyakan   |   10:00 . Mbah Yai Sholeh, Penulis Kitab yang Referensi Luar Negeri   |   08:00 . Wabup Nurul Ajak Jemaah Teladani Semangat Mbah Yai Sholeh   |   22:00 . Wujudkan Air Bersih Berkelanjutan, EMCL dan Fatayat NU Latih Warga Bojonegoro   |   16:00 . Semua Lokasi di Ponpes Attanwir Penuh Jemaah   |   15:00 . Berjubel di Pintu Utama Ponpes Attanwir   |   14:00 . Puluhan Ribu Jemaah Padati Haul Mbah Yai Sholeh   |  
Tue, 17 June 2025
Jl. Desa Sambiroto, Kec. Kapas, Kabupaten Bojonegoro, Email: blokbojonegoro@gmail.com

Anak Autisme Ikut Terapi, Orangtua Tak Boleh Berikan Target

blokbojonegoro.com | Saturday, 24 April 2021 07:00

Anak Autisme Ikut Terapi, Orangtua Tak Boleh Berikan Target

Reporter: -

blokBojonegoro.com - Anak pengidap autisme tak jarang mengikuti terapi. Namun orangtua wajib ingat, terapi bukan jalan bagi pengidap autisme untuk sembuh.

Dilansir ANTARA, Akademisi Fakultas Psikologi Universitas Indonesia Dr. Adriana Soekandar Ginanjar mengatakan bahwa penting bagi orang tua untuk tidak memberikan target atau ekspektasi berlebih bagi perkembangan anaknya yang memiliki Autism Spectrum Disorders (ASD).

"Orang tua biasanya berpikir kalau anak sudah diterapi dengan baik, anaknya bisa 'normal', atau ada juga yang gunakan kata 'sembuh', tapi saya lebih suka bilangnya 'berkembang secara optimal', karena ini masalahnya di neurologis," kata Adriana.

Adriana mengatakan, sebaiknya orangtua tidak memiliki target khusus terhadap anak yang diterapi.

"Memang susah bagi orang tua untuk menargetkan anak umur sekian harus bisa melakukan hal tertentu, dan memang orang tua harus belajar soal penanganan anaknya seperti apa, targetnya apa, dan jangan serahkan semua ke terapis, karena tiap terapi punya tujuan tertentu," ujarnya menambahkan.

Ada pun sejumlah metode atau terapi yang diterapkan untuk anak autisme biasanya berbentuk terapi individual, ada terapi sensori integrasi, terapi tingkah laku, hingga terapi wicara.

Sebelum anak dengan autisme bisa masuk sekolah umum, biasanya orang tua sudah memberikan terapi terlebih dahulu sehingga anak bisa mengejar keterlambatannya.

"Perlu diingat bahwa ada mereka yang bisa mengatasi masalahnya itu, tapi ada juga yang masalahnya tetap ada dan lanjutnya ke sekolah khusus. Penanganan individual perlu dilakukan di awal tapi evaluasi terus dilakukan oleh orang tua , terapis dan guru," kata Adriana.

Di sisi lain, psikolog lulusan Magister Psikologi Terapan Universitas Indonesia Diah A. Witasari mengatakan bahwa orang tua juga perlu realistis akan tumbuh-kembang anak, dibarengi dengan fokus dan risikonya.

"Dilakukan sambil jalan. Jangan terlalu (punya ekspektasi) yang gimana-gimana. Setiap anak itu unik. Dia punya proses berkembang sendiri, dan punya keistimewaan sendiri. Ruang itu perlu diisi dengan ekspektasi yang realistis," kata Diah.

Tidak memiliki ekspektasi yang tinggi kepada anak dengan autisme, menurut Diah juga berperan untuk mereduksi rasa lelah dan stres dari orang tua ketika mengasuh anaknya.

"Ini memang berangkat dari diri kita sendiri. Melihat bagaimana anak bertemu potensinya, mengetahui kelebihan dia apa. Karena yang menjadikan (pendampingan) melelahkan adalah karena kita punya ekspektasi tinggi," kata dia.

"Tapi, memang boleh memiliki target tertentu, tapi harusnya disesuaikan dengan keadaan. Memiliki ekspektasi itu wajar, orang tua punya rencana tertentu juga wajar, dan ketika tidak tercapai merasa sedih. Boleh sedih, tapi kita harus bangkit lagi," imbuhnya.

*Sumber: suara.com

Tag : pendidikan, kesehatan



* Ingin Beli / Transaksi, Klik di Bawah Ini

Logo WA Logo Telp Logo Blokbeli

Loading...

PEDOMAN KOMENTAR

Ayo berpartisipasi membangun budaya berkomentar yang baik. Kolom komentar tersedia untuk diskusi, berbagi ide dan pengetahuan. Gunakanlah bahasa yang baik dalam berekspresi. Setialah pada topik. Jangan menyerang atau menebar kebencian terhadap suku, agama, ras, atau golongan tertentu.

Pikirlah baik-baik sebelum mengirim komentar.




blokBojonegoro TV

Redaksi

Suara Pembaca & Citizen Jurnalism

  • Saturday, 31 May 2025 08:00

    Warga Ngantulan Adakan Kerja Bakti

    Warga Ngantulan Adakan Kerja Bakti Agar saluran air menjadi lancar, warga Dusun Ngantulan RT.21/RW.006, Desa Bulu, Kecamatan Balen mengadakan kerja bakti yang dimulai pukul 07.00-10.00 Wib, Jumat (30/5/25)....

    read more

Lowongan Kerja & Iklan Hemat