06:00 . Gelar Muskab, Setyawan Mubayinan Kembali Terpilih Jadi Ketua Pengkab TI Bojonegoro   |   21:00 . Muhammadiyah Bojonegoro Serukan Pilih Cabup yang Bersedia Dengar Suara Rakyat   |   19:00 . Dipindah ke Lapas Bojonegoro, Napi Teroris Dikawal Ketat Densus 88 AT Polri   |   16:00 . Gebyar Milenial dan Gen Z, Acara untuk Generasi Muda Bojonegoro   |   14:00 . Tim PkM Dosen UNUGIRI Berikan Pendampingan P5 dan PPRA di Lembaga Pendidikan   |   13:00 . Wujudkan Lansia Bermartabat, PD 'Aisyiyah Bojonegoro Gelar Lokakarya Kelanjutusiaan   |   12:00 . Tim KKN 44 UNUGIRI Observasi di Desa Grabagan   |   06:00 . Menilik Pasukan Kopi Rakyat Jelita Pada Kompetisi Nyethe Rokok Kenduri Cinta 2 Wahono-Nurul   |   21:00 . Barisan Muda Bangga Bojonegoro Siap Menangkan Wahono-Nurul   |   20:00 . Setyo Wahono ajak Ketum PP.Ansor, Addin Jauharudin Bermain Fun Badminton   |   19:00 . Empat Kades Terdakwa Korupsi Pembangunan Jalan di Bojonegoro Dituntut 5 Tahun Penjara   |   19:00 . Pj Adriyanto : Pasar Hewan Bisa Menjadi Tujuan Wisata Dan Edukasi   |   18:00 . Diduga Tak Sesuai Spesifikasi, Dua Pembangunan Jalan di Bojonegoro Disidik Kejaksaan   |   17:00 . Judi Online Sebabkan 978 Pasangan di Bojonegoro Cerai   |   16:00 . Jumping Teknologi, Wenseslaus Manggut: Tantangan dan Peluang Industri Media Digital   |  
Fri, 22 November 2024
Jl. Desa Sambiroto, Kec. Kapas, Kabupaten Bojonegoro, Email: blokbojonegoro@gmail.com

Jito, 15 Tahun Mengabdikan Diri Mengajar di Desa Pelosok

blokbojonegoro.com | Sunday, 27 June 2021 11:00

Jito, 15 Tahun Mengabdikan Diri Mengajar di Desa Pelosok

Kontributor: Herman Bagus

blokBojonegoro.com - Semua orang hebat tak lepas dari yang namanya guru. Dia adalah pahlawan tanpa tanda jasa yang terkadang tidak di perhatikan bagaimana kehidupannya. Seorang guru adalah kunci utama untuk mencerdaskan anak bangsa.

Guru bukan hanya sebuah pekerjaan yang dimaknai dengan tugas untuk mendidik anak-anak bangsa pada pendidikan formal saja. Guru adalah panggilan jiwa untuk membantu menyalakan pelita pengetahuan dan kebajikan di dalam diri setiap anak bangsa.

Sebagai sebuah profesi yang menciptakan masa depan melalui karakter dan keterampilan generasi penerus bangsa, peran guru sangat strategis di dalam pembangunan nasional.

Sujito (36) merupakan salah satu Guru Tidak Tetap (GTT) yang sudah mengabdi sejak 2006. Hasil yang dia terima sebenarnya tidak sebanding dengan dedikasi menebar ilmu kepada para siswa. Tapi, panggilan hati demi tekad pengabdian membuat pria yang akrab di panggil Jito ini terus bertahan sampai sekarang.

Demi menghidupi keluarganya dia mengambil sampingan berkebun agar asap dapurnya bisa tetap mengepul. Jarak sekolah dengan rumahnya cukup jauh dan medan jalanan yang cukup sulit tak menyiutkan tekatnya untuk mencerdaskan para siswanya.

"Dulu pas awal-awal mengabdikan diri di SDN Nglampin V saya sering jatuh karena medan jalanan yang sangat sulit, apa lagi pas musim penghujan tiba jalanan menuju sekolahan sangat becek dan licin, Alhamdulillahnya sekarang sudah dipasang paving meskipun belum semua," ceritanya kepada awak media.

Sudah 15 tahun dirinya mendidikasikan hidup di dunia pendidikan, bahkan anak didiknya yang dulu belajar dengannya pun kini sudah ikut mengabdikan diri di dunia pendidikan bersamanya.

Selama bertahun-tahun penghasilannya sebagai pengajar hanya cukup untuk di buat uang bensinnya saja. Kenaikan gaji meski cuma segelintir besarannya merupakan hal wajib disyukuri baginya. Guru asal Desa Nglampin, Kecamatan Ngambon ini tetap percaya segala rezeki sudah diatur Yang Maha Kuasa.

"Apa yang harus saya jalani untuk mendapatkan rezeki halal selalu saya lakukan. Mengeluh tidak ada gunanya, apalagi menyesal. Itu hanya membuat terpuruk," ujarnya kepada wartawan blokBojonegoro.com.

Padahal, hasil jerih payahnya jauh dari angka nominal upah minimum kabupaten (UMK) yang diperuntukkan bagi pekerja pabrik. UMK di kota migas Bojonegoro saja kini mencapai lebih dari Rp2 juta.

Alumni STIT Muhammadiyah Bojonegoro ini sudah dua kali pindah mengajar, pertama mengabdikan diri sebagai guru dia mengajar di SDN Sengon I pada tahun 2006 lalu di minta mengajar di SDN Nglampin V yang berlokasi di Dusun Gondang hingga hari ini.

Ada kepuasan tersendiri baginya ketika membagi ilmu dengan anak didiknya. Melihat senyum ceria para siswanya, membuat Sujito lupa besaran honor yang dia terima kecil.

Setiap hari Sujito harus menempuh jarak enam kilometer untuk sampai ke tempat bekerja. Pulang pergi jarak yang dia tempuh berarti 12 kilometer. Cukup menguras bahan bakar sepeda motornya di tengah harga bensin yang sangat lumayan.

Untuk menopang kebutuhan, Jito mencari lahan dari celah lain. Apapun dia kerjakan seperti berkebun. Dia berkebun dengan mengandalkan lahan perhutani di hutan dekat hutan. Mulai menanam jagung, kacang dan pisang untuk mencukupi kebutuhan.

"Harapan saya semoga pemerintah kedepannya bisa memperhatikan guru-guru yang sudah lama mengabdikan diri untuk diangkat sebagai guru PNS, agar supaya kehidupannya lebih layak," ujar bapak satu anak itu.[her/ito]

Tag : Guru, nglampin, ngambon, bojonegoro



* Ingin Beli / Transaksi, Klik di Bawah Ini

Logo WA Logo Telp Logo Blokbeli

Loading...

PEDOMAN KOMENTAR

Ayo berpartisipasi membangun budaya berkomentar yang baik. Kolom komentar tersedia untuk diskusi, berbagi ide dan pengetahuan. Gunakanlah bahasa yang baik dalam berekspresi. Setialah pada topik. Jangan menyerang atau menebar kebencian terhadap suku, agama, ras, atau golongan tertentu.

Pikirlah baik-baik sebelum mengirim komentar.




blokBojonegoro TV

Redaksi

Suara Pembaca & Citizen Jurnalism

Lowongan Kerja & Iklan Hemat