19:00 . Hijaukan Desa Soko, Tanam Ribuan Pohon Produktif Bersama Warga   |   18:00 . Ketua APRI Baru Soroti Tingginya Diska di Bojonegoro   |   17:00 . 7 Embung Baru Dibangun dari APBD 2025   |   16:00 . Rabu Wekasan, Penjual Serabih Laris Manis   |   15:00 . Hebat..! P4S Djoyo Tani Bojonegoro Raih Penghargaan Menteri Pertanian   |   14:00 . 24 Kepala Sekolah di Bojonegoro Diperiksa Kejari Soal Dugaan Korupsi Chromebook   |   12:00 . Inilah Doa dan Amalan Rabu Wekasan   |   11:00 . Pengurus Cabang APRI 2025-2029 Resmi Dikukuhkan   |   10:00 . Rumah Baru, Harapan Baru: Satgas TMMD 125 Tuntaskan Renovasi Rutilahu di Bojonegoro   |   09:00 . Kemenag Selesaikan PPG Daljab Guru PAI 2025, Tahun Depan Bisa Terima Tunjangan Profesi   |   08:00 . Sering Overthinking? Kenali Penyebab dan Dampaknya   |   07:00 . Bolehkah Ayah Tiri menjadi Wali Nikah?   |   06:00 . Pentingnya Pola Makan Seimbang untuk Generasi Muda yang Sehat   |   22:00 . Dibalik Aklamasi Ketua Golkar Bojonegoro: Pertarungan Luar Biasa di Internal Partai   |   21:00 . KKN UNUGIRI dan DKPP Bojonegoro Bagikan 750 Bibit Sayuran di Tondomulo   |  
Wed, 20 August 2025
Jl. Desa Sambiroto, Kec. Kapas, Kabupaten Bojonegoro, Email: blokbojonegoro@gmail.com

Orang yang Kurang Menikmati Waktu Senggang, Beresiko Stres dan Depresi Tinggi, Kok Bisa?

blokbojonegoro.com | Friday, 03 September 2021 07:00

Orang yang Kurang Menikmati Waktu Senggang, Beresiko Stres dan Depresi Tinggi, Kok Bisa?

Reporter: -

blokBojonegoro.com - Stres dan depresi bisa beresiko tinggi terjadi kepada orang yang kurang menghabiskan waktu senggangnya lebih sedikit dari yang seharusnya. Fakta tersebut diperoleh dari sebuah penelitian di Ohio State University.

Selin Malkoc, rekan penulis studi yang mengungkapkan fakta tersebut.Dia mengatakan, orang seperti itu dapat memiliki masalah kesehatan mental yang lebih buruk.

"Ada banyak penelitian yang menunjukkan, waktu senggang memiliki manfaat kesehatan mental dan membuat kita lebih produktif, serta mengurangi dampak stres," ungkapnya yang disadur dari Suara.com, Minggu (29/8/2021).

"Tetapi kami menemukan, jika orang mulai percaya waktu senggang itu sia-sia, mereka mungkin akan menjadi lebih tertekan dan lebih stres," lanjutnya.

Melalui hasil survei yang pernah dilakukan kepada 199 mahasiswa, mereka kemudian dinilai berdasarkan seberapa banyak menikmati aktifitas rekreasi selama senggang dan mengukur tingkat kebahagiaan, kecemasan, depresi, serta stres di diri mereka.

Hasilnya memperlihatkan, semakin akseptor merasa waktu luang itu sia-sia, maka semakin sedikit pula bagi mereka menikmati kegiatan di waktu senggang, dan semakin rendah tingkat kebahagiannya.

Dampak yang ditimbulkan bagi mereka juga berisiko meningkatkan kecemasan, depresi, hingga stres.

Pandangan negatif tentang waktu senggang tak hanya terjadi di negara Amerika Serikat. Tetapi juga di India.

"Kita hidup dalam masyarakat global, dan juga mendengar pesan yang sama betapa pentingnya menjadi sibuk dan produktif," ungkap Rebecca Reczek.

"Hasil kami juga menunjukkan, ketika mereka menganggap waktu senggang adalah pemborosan, mereka justru lebih tertekan dan kurang bahagia," tandasnya.

*Sumber: suara.com

 

Tag : pendidikan, kesehatan



* Ingin Beli / Transaksi, Klik di Bawah Ini

Logo WA Logo Telp Logo Blokbeli

Loading...

PEDOMAN KOMENTAR

Ayo berpartisipasi membangun budaya berkomentar yang baik. Kolom komentar tersedia untuk diskusi, berbagi ide dan pengetahuan. Gunakanlah bahasa yang baik dalam berekspresi. Setialah pada topik. Jangan menyerang atau menebar kebencian terhadap suku, agama, ras, atau golongan tertentu.

Pikirlah baik-baik sebelum mengirim komentar.




No comments

blokBojonegoro TV

Redaksi

Suara Pembaca & Citizen Jurnalism

Lowongan Kerja & Iklan Hemat