21:00 . Belalang Halal Dimakan, Tapi Waspada Jenis 1 Ini   |   19:00 . Duta Kepemudaan Jawa Timur Batch 3 Lakukan Advokasi di Panti Asuhan Karya Binangun Mandiri   |   18:00 . Barata Sang Kreator Positif ke Persebaya?   |   15:00 . Inilah Belalang Setan, Ciri-Ciri dan Jauhi   |   14:00 . Dua Warga Bojonegoro Meninggal, Diduga Akibat Makan Belalang Setan   |   12:00 . Diduga Diretas, Website Disperinaker Bojonegoro Promosikan Judi Online   |   10:00 . Tanamkan Literasi Digital Sejak SD, Mahasiswa Unugiri Adakan Pelatihan Desain Grafis   |   08:00 . Kembangkan Potensi Lokal Desa Mediyunan, Mahasiswa Unugiri Dampingi Rumah Produksi Sari Kedelai Milik Warga   |   15:00 . 4.006 Peserta Rebutan 2.021 Formasi CPNS Kemenag   |   14:00 . 2.021 Formasi CPNS Kemenag, 4.006 Peserta Bertarung   |   13:00 . 4 Napi Lapas Bojonegoro Terima Remisi Khusus Natal 2024   |   12:00 . Slamet Nurcahyo, Kembali ke Laskar Angling Dharma   |   10:00 . Korban ke 2 Akhirnya Ditemukan di Waduk Pacal   |   09:00 . Alhamdulillah...! Bengawan Solo Surut   |   08:00 . Rumah Warga Semambung Kanor Dekat Bengawan Solo   |  
Fri, 27 December 2024
Jl. Desa Sambiroto, Kec. Kapas, Kabupaten Bojonegoro, Email: blokbojonegoro@gmail.com

Mengenal Sharenting, Kebiasaan Asal Posting yang Berisiko Sebabkan Eksploitasi Anak

blokbojonegoro.com | Tuesday, 07 September 2021 07:00

Mengenal Sharenting, Kebiasaan Asal Posting yang Berisiko Sebabkan Eksploitasi Anak

Reporter: -

blokBojonegoro.com - Bagi sebagaian orangtua, media sosial dapat menjadi album digital tempat menyimpan dan membagikan foto serta video pertumbuhan anak-anak mereka.

Meski memiliki niat baik, namun nyatanya hal itu bisa sangat berbahaya bagi keamanan anak.

Dijelaskan oleh social media specialist Yulia Dian, dunia mengenal istilah sharenting. Sharenting sendiri berasal dari dua suku kata yaitu share, yang berarti membagikan; dan parenting, yang berarti orangtua.

Kata Yulia, dalam praktiknya, sharenting kerap dibarengi dengan pemahaman literasi digital yang rendah hingga dapat berujung pada praktik eksploitasi anak.

"Sharenting yang buruk itu ketika orangtua melakukan share secara berlebihah. Apalagi praktik sharenting tidak dibarengi dengan pemahaman literasi digital yang dapat berujung pada eksploitasi anak," kata Yulia Dian, dikutip Suara.com dalam rilis Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 beberapa waktu lalu,

Yulia mengatakan, ada beberapa alasan mengapa orangtua melakukan sharenting, salah satunya adalah perasaan membutuhkan validasi.

"Orangtua baru membutuhkan validasi dan apresiasi atas apa yang mereka lakukan di dunia nyata lewat media sosial," tambahnya.

Alasan lain orangtua melakukan sharenting adalah, dengan memposting konten dan informasi terkait anak, orangtua membutuhkan feedback atau timbal balik, serta nasihat.

Ditambahkan Yulia, ada beberapa tanda orangtua telah terjangkit sharenting.

Tanda tersebut adalah tidak ada lagi privasi; jadi mudah terpancing saat disebut oversharing; ponsel selalu siap untuk abadikan momen anak; dan unggahan media sosial hanya tentang orangtua dan anak saja.

Padahal, lanjutnya, sharenting bisa memiliki efek negatif seperti rasa iri sesama orangtua dengan anak.

"Efek sharenting itu bisa rasa iri jika postingan mengadung barang mahal sehingga menimbulkan kecemburuan sosial," lanjutnya.

Selain itu, efek negatif lain sharenting adalah bocornya beberapa informasi detail anak, orang asing yang jadi mengenal anak.

Ada juga risiko foto dan video anak diambil orang lain tanpa diketahui dan berpotensi menjadi korban pedofilia, ada potensi digital kidnapping, risiko pembulian karena jejak digital anak serta kemungkinan anak akan protes karena orangtua tidak menjaga privasinya.

*Sumber: suara.com

 

 

Tag : pendidikan, kesehatan



* Ingin Beli / Transaksi, Klik di Bawah Ini

Logo WA Logo Telp Logo Blokbeli

Loading...

PEDOMAN KOMENTAR

Ayo berpartisipasi membangun budaya berkomentar yang baik. Kolom komentar tersedia untuk diskusi, berbagi ide dan pengetahuan. Gunakanlah bahasa yang baik dalam berekspresi. Setialah pada topik. Jangan menyerang atau menebar kebencian terhadap suku, agama, ras, atau golongan tertentu.

Pikirlah baik-baik sebelum mengirim komentar.




blokBojonegoro TV

Redaksi

Suara Pembaca & Citizen Jurnalism

Lowongan Kerja & Iklan Hemat