10:00 . 100 Hari Kerja Bupati-Wabup Bojonegoro: Menyalakan Optimisme Mewujudkan Bojonegoro Bahagia dan Membanggakan   |   09:00 . Dugaan Pungli Loloskan PNS, Komisi C Segera Panggil Direktur RSUD Bojonegoro   |   08:00 . Warga Ngantulan Adakan Kerja Bakti   |   07:00 . Lagi-lagi Jebakan Tikus Makan Korban, Warga Meninggal Tersengat Listrik   |   06:00 . Pamit Semprot Padi, Petani di Bojonegoro Ditemukan Meninggal di Sawah   |   14:00 . Dosen UNUGIRI Berikan Pendampingan Guru Rancang Media Interaktif Berbasis Teknologi   |   09:00 . BUMA Bojonegoro Luncurkan Usaha Aqiqah Sahabat   |   06:00 . Tim Sepak Takraw UNUGIRI Sabet Dua Medali Emas di POMPROV Jatim 2025   |   20:00 . Iming-iming Loloskan PNS, Oknum Pegawai RSUD Bojonegoro Diduga Minta Uang Rp380 Juta   |   19:00 . Alumni Attanwir Bojonegoro Ini Raih IPK 3,96 dan Jadi Lulusan Terbaik UIN Walisongo   |   18:00 . Santunan Duka Beralih Jaminan BPJS, Kajari Bojonegoro: Agar Tak Ada Makelar   |   17:00 . 100 Hari Kepemimpinan Bupati Setyo Wahono dan Wabup Nurul Azizah, Masuk 5 Kepala Daerah Kepuasan Terbaik dalam Pembangunan SDM   |   16:00 . 157.058 Pekerja Terkaver BPJS, Pemkab Bojonegoro Anggarkan Jaminan Sosial Rp35,9 Miliar   |   22:00 . Deklarasi Anti Narkoba-Hp Ilegal, Lapas Bojonegoro: Kami Tindak Tegas   |   14:00 . Long Weekend, Ribuan Tiket Kereta Api Terjual di Stasiun Bojonegoro   |  
Sat, 31 May 2025
Jl. Desa Sambiroto, Kec. Kapas, Kabupaten Bojonegoro, Email: blokbojonegoro@gmail.com

Bukan Cuma Fisik, Anak Yang Aktif Olahraga Ternyata Juga Kurangi Risiko Gangguan Jiwa

blokbojonegoro.com | Wednesday, 29 September 2021 07:00

Bukan Cuma Fisik, Anak Yang Aktif Olahraga Ternyata Juga Kurangi Risiko Gangguan Jiwa

Reporter: -

blokBojonegoro.com - Anak yang aktif ikut kegiatan olahraga bukan cuma baik bagi kesehatan fisiknya, tapi juga  mampu menurunkan risiko penyakit gangguan jiwa. Hal ini terungkap lewat studi yang dipimpin oleh Psiko Edukator Université de Montréal Marie-Josée Harbec.

Studi yang terbit di Journal Of Developmental & Behavioral Pediatrics ini, mengatakan bahwa anak laki-laki yang aktif secara fisik pada masa remaja awal dapat mengurangi tekanan emosional.

“Kami ingin mengklarifikasi hubungan timbal balik jangka panjang pada anak usia sekolah, dengan partisipasi olahraga yang dapat menurunkan gejala depresi hingga kecemasan,” ungkap mahasiswa doktoral UdeM Linda Pagani.

“Kami juga ingin memeriksa apakah hubungan ini bekerja secara berbeda, pada anak laki-laki dan perempuan berusia 5-12 tahun,” ungkap Harbec, rekan studi dari rumah sakit anak CHU Ste-Justine.

Harbec menambahkan, ada bukti luas pada aktivitas fisik pada masa anak-anak, di mana ini dapat berimplikasi pada kesehatan mental serta fisik mereka.

Selain itu, para peneliti juga meneliti kebiasaan olahraga dan aktivitas fisik yang dilaporkan oleh anak berusia 5-12 tahun. Serta orangtua mereka yang melihat gejala tekanan emosional anak dari usia 6-19 tahun, yang dilaporkan oleh guru mereka.

“Kami menemukan bahwa laki-laki berusia 5 tahun yang tidak pernah berolahraga, mungkin di usia 6-10 tahun, terlihat tidak bahagia dan lelah. Dan sulit mengalami bersenang-senang, mudah menangis, dan mengalami rasa takut,” ungkap Pagani.

“Selain itu, anak laki-laki menunjukkan tingkat gejala dan depresi lebih tinggi ketika kurang aktif secara fisik pada usia 12 tahun. Tapi untuk anak perempuan, kami tidak menemukan perubahan yang signifikan,” ungkap Pagani lebih lanjut.

Di samping itu, survei ini dilakukan pada orangtua dari 690 anak laki-laki dan 748 anak perempuan, di mana survei ini telah diamati para peneliti tahun lalu lewat aktivitas fisik anak. Data ini dikelompokkan berdasarkan jenis kelamin, untuk mengidentifikasi hubungan antara aktivitas fisik dan tekanan emosional.

“Tujuan kami adalah untuk menghilangkan kondisi anak dan keluarga yang sudah ada sebelumnya, yang dapat memberikan gambaran berbeda pada hasil kami. Seperti temperamen anak, pendidikan orangtua, serta pendapatan keluarga,” ucap Pagani.

Anak laki-laki yang terlibat aktif olahraga di sekolah memiliki manfaat yang baik buat mereka. Mulai dari mengembangkan keterampilan hidup, mengambil inisiatif, terlibat dalam kerja tim, hingga membangun hubungan dengan teman serta pelatih.

Sedangkan untuk anak perempuan, risiko depresi dan kecemasan disebut memiliki faktor yang berbeda. Bahkan, laki-laki lebih mudah mendapatkan bantuan emosional lewat keluarga, teman, penyedia kesehatan, serta dukungan psikologis.  

“Karena anak perempuan lebih banyak mengalami tekanan emosional dibanding laki-laki, risiko terkait gender ini telah menyebabkan identifikasi dini dan intervensi untuk anak perempuan,” simpul Harbec.

*Sumber: suara.com

 

Tag : pendidikan, kesehatan, risiko gangguan jiwa



* Ingin Beli / Transaksi, Klik di Bawah Ini

Logo WA Logo Telp Logo Blokbeli

Loading...

PEDOMAN KOMENTAR

Ayo berpartisipasi membangun budaya berkomentar yang baik. Kolom komentar tersedia untuk diskusi, berbagi ide dan pengetahuan. Gunakanlah bahasa yang baik dalam berekspresi. Setialah pada topik. Jangan menyerang atau menebar kebencian terhadap suku, agama, ras, atau golongan tertentu.

Pikirlah baik-baik sebelum mengirim komentar.




blokBojonegoro TV

Redaksi

Suara Pembaca & Citizen Jurnalism

  • Saturday, 31 May 2025 08:00

    Warga Ngantulan Adakan Kerja Bakti

    Warga Ngantulan Adakan Kerja Bakti Agar saluran air menjadi lancar, warga Dusun Ngantulan RT.21/RW.006, Desa Bulu, Kecamatan Balen mengadakan kerja bakti yang dimulai pukul 07.00-10.00 Wib, Jumat (30/5/25)....

    read more

Lowongan Kerja & Iklan Hemat