22:00 . Begini Konsep Pengembangan Wilayah Selatan Setyo Wahono dan Nurul Azizah   |   19:00 . Kuatkan Literasi Keuangan, Kadisdik Jatim Resmikan Agen Jatim SMK Negeri Dander   |   15:00 . Peningkatan Insentif Guru PAUD, Prioritas Paslon Wahono-Nurul Azizah   |   19:00 . Miris, Rawan Ambruk, Guru di Bojonegoro Keluhkan Atap SDN Napis V Tak Kunjung Direnovasi   |   18:00 . Pakar Komunikasi Stikosa AWS Ingatkan Potensi Hoaks Berbasis AI Jelang Pilkada 2024   |   11:00 . Partai Golkar Bojonegoro Solid Menangkan Setyo Wahono-Nurul Azizah   |   21:00 . Mahasiswa STIE Cendekia Bojonegoro Raih Juara 2 Lomba Pekan Ilmiah Akuntansi Tingkat Nasional   |   20:00 . Cabup Setyo Wahono Sapa Pedagang Pasar Ngasem, Sampaikan Program Bantuan IKM Rp 1 Miliar Per Desa   |   19:00 . Coba Padamkan Api di Sawah, Warga Bojonegoro Alami Luka Bakar hingga Meninggal   |   13:00 . 4 Laga Tanpa Kekalahan, Persibo Bojonegoro Kokoh Puncaki Klasemen Group 3 Liga 2   |   12:00 . Gempa 3,3 M Guncang Bojonegoro, BPBD: Terasa di 3 Kecamatan   |   20:00 . Kurangi Pengangguran di Bojonegoro, Setyo Wahono-Nurul Azizah Siapkan Kartu Prakerja Baru   |   19:00 . Bekuk 1-0 Persipal Palu, Persibo Bojonegoro Sapu Bersih 4 Laga   |   14:00 . KA Argo Bromo Anggrek Tertemper Truk Yang Terobos Pintu Perlintasan, KAI Akan Lakukan Upaya Proses Hukum   |   13:00 . Diduga Trobos Pintu Lintasan, Truk Muat Bata Ringan Disantap KA Argo Bromo di Bojonegoro   |  
Sat, 12 October 2024
Jl. Desa Sambiroto, Kec. Kapas, Kabupaten Bojonegoro, Email: blokbojonegoro@gmail.com

5 Provinsi Ini Punya Angka Kasus Stunting di Indonesia, Termasuk Jawa Barat dan Sumatera Utara!

blokbojonegoro.com | Friday, 25 February 2022 07:00

5 Provinsi Ini Punya Angka Kasus Stunting di Indonesia, Termasuk Jawa Barat dan Sumatera Utara!


Reporter: -

blokBojonegoro.com - Kasus anak lahir kerdil alias stunting masih menjadi masalah kesehatan di Indonesia yang perlu perhatian serius.

Sebab berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) sebanyak 51,2 persen balita yang lahir dalam keadaan kerdil (stunting) berada di lima provinsi terbesar di Indonesia.

“Namun demikian, apabila kita lihat dari angka absolut jumlah balita kerdil, sebesar 51,2 persen itu ada di lima provinsi absolut. Ada di provinsi paling besar,” kata Plt. Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat Kemenkes Murti Utami dalam Rapat Kerja Nasional Program Bangga Kencana Tahun 2022 yang diikuti di Jakarta.

Berdasarkan Hasil Survei Status Gizi Balita Indonesia (SSGBI) Tahun 2021, Murti menyebutkan lima provinsi absolut dengan jumlah balita kerdil tertinggi adalah:

1. Jawa Barat sebanyak 1.055.608 anak,
2. Jawa Timur 653.218 anak,
3. Jawa Tengah 543.963 anak,
4. Banten 294.862 anak, dan
5. Sumatera Utara sebanyak 383.403 anak.

“Jadi tidak hanya yang jauh-jauh dari ibu kota. Ternyata Jawa Barat yang begitu dekat dengan Jakarta, juga bisa mencapai atau memiliki jumlah balita kerdil tertinggi di Indonesia,” ucap dia.

Selain kelima provinsi absolut, Murti turut menyebutkan dalam skala prevalensi provinsi yang memiliki angka balita kerdil tertinggi di Indonesia:

1. Nusa Tenggara Timur 37,8 persen,
2. Sulawesi Barat 33,8 persen,
3. Aceh 33,2 persen,
4. Nusa Tenggara Barat 31,4 persen,
5. Sulawesi Tenggara 30,2 persen,
6. Kalimantan Selatan 30 persen,
7. dan Kalimantan Barat 29,8 persen.

Menurut Murti, salah satu penyebab anak dapat lahir dalam keadaan kerdil adalah karena sejak masa remaja, seorang ibu sudah mengalami anemia.

Oleh karena itu, Kemenkes akan memperkuat kerja sama bersama Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) melalui intervensi spesifik seperti memberikan tablet darah pada remaja putri di sekolah tingkat SMP/SMA/Sederajat ataupun tambahan asupan gizi bila ibu mengalami kekurangan gizi kronik (KEK).

“Kami akan terus senantiasa mendukung, berkoordinasi dan bekerjasama dengan BKKBN. Namun, kami ingin fokus dalam menjalankan intervensi-intervensi, yang akan kami fokuskan adalah intervensi spesifik yang memberikan penyebab langsung atas terjadinya kekerdilan,” kata Murti.

Kepala BKKBN Hasto Wardoyo mengatakan tingginya jumlah penduduk menjadi penyebab provinsi absolut memiliki banyak anak kerdil meskipun provinsi itu tersebut bukan merupakan daerah tertinggal.

Hasto menuturkan kelima provinsi tersebut sebenarnya tidak memiliki angka prevalensi yang tinggi. Namun, dalam satu keluarga yang tinggal di provinsi seperti Jawa Barat seringkali memiliki anak dalam jumlah banyak.

Akibatnya dari 51,2 persen itu, jumlah anak yang tercatat terkena kekerdilan terlihat besar. Hal itu disebabkan karena tidak adanya jarak antar kelahiran yang direncanakan oleh keluarga.

Selain karena populasinya yang padat, tingginya jumlah pernikahan dini di provinsi-provinsi itu juga menyebabkan banyak anak kerdil lahir, sehingga angka kelahiran total (TFR) menjadi tinggi.

“Jadi kelima daerah itu bukan yang angka kekerdilan tinggi, ya, tapi daerah itu merupakan daerah yang jumlah anak stuntingnya banyak,” kata Hasto.

*Sumber: suara.com

 

Tag : pendidikan, kesehatan



* Ingin Beli / Transaksi, Klik di Bawah Ini

Logo WA Logo Telp Logo Blokbeli

Loading...

PEDOMAN KOMENTAR

Ayo berpartisipasi membangun budaya berkomentar yang baik. Kolom komentar tersedia untuk diskusi, berbagi ide dan pengetahuan. Gunakanlah bahasa yang baik dalam berekspresi. Setialah pada topik. Jangan menyerang atau menebar kebencian terhadap suku, agama, ras, atau golongan tertentu.

Pikirlah baik-baik sebelum mengirim komentar.




blokBojonegoro TV

Redaksi

Suara Pembaca & Citizen Jurnalism

Lowongan Kerja & Iklan Hemat