Pembelajaran yang Ideal
blokbojonegoro.com | Wednesday, 18 May 2022 08:00
Foto ilustrasi kegiatan belajar mengajar di sekolah
Oleh: Nur Aini Dwi Arum*
Dalam proses pembelajaran ada dua hal yang sangat erat kaitannya dan tak dapat dipisahkan. Apa itu? Ya, guru dan siswa.
Kedua elemen tersebut yang akan menentukan proses dan hasil kegiatan pembelajaran. Bagaimana pembelajaran bisa menyenangkan serta bagaimana proses pembelajaran dapat dikatakan sebagai pembelajaran yang ideal.
Jawaban dari pertanyaan tersebut tak lepas dari peran guru dan siswa. Antara guru dan siswa harus mempunyai interaksi yang baik dalam pembelajaran. Sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat 20 Tentang Sikdisnas, “Pembelajaran adalah proses interaksi antara peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar dalam suatu lingkungan belajar.”
Selain guru dan siswa, komponen pembelajaran yang tak kalah penting ialah tujuan pembelajaran, metode, materi, media, dan penilaian pembelajaran. Yang mana dalam proses pembelajaran, haruslah diperhatikan komponen-komponen tersebut. Mengapa? Tujuannya tak lain, yaitu agar terciptanya proses pembelajaran yang ideal.
Pembelajaran yang ideal adalah pembelajaran yang mampu merangsang kreatifitas siswa secara utuh, membuat siswa aktif, mencapai tujuan pembelajaran yang efektif, serta berlangsung dalam kondisi yang nyaman.
Pembelajaran yang ideal tidak hanya menitikberatkan pada hasil yang dicapai siswa namun lebih menekankan pada proses pembelajaran. Bagaimana proses pembelajaran tersebut bisa memberi pemahaman, kecerdasan, ketekunan, kualitas, dan membentuk karakter, moral, atau perilaku siswa yang bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Pembelajaran yang ideal juga akan membentuk dan menanamkan sikap demokratis pada diri siswa. Proses pembelajaran ini memberi kebebasan pada siswa untuk melaksanakan pembelajaran dengan caranya sendiri, karena pada proses pembelajaran ini siswa sudah dibekali kreatifitas belajar dengan potensi yang ada pada dirinya.
Oleh karena itu, perlu diperhatikan proses pembelajaran tersebut. Bagaimana pembelajaran diorganisasikan, bagaimana konten pembelajaran disampaikan, dan bagaimana interaksi antara sumber belajar yang ada. Interaksi atau hubungan timbal balik ini, khususnya interaksi antara guru dan siswa, merupakan syarat utama berlangsungnya proses pembelajaran.
Pembelajaran yang baik pasti mempunyai tujuan. Tujuan pembelajaran ideal adalah siswa mampu mewujudkan perilaku belajar yang efektif. Diantaranya, siswa aktif dalam pembelajaran; siswa berusaha menyelesaikan tugas dengan benar; siswa mampu menjelaskan hasil belajarnya; siswa berani menyatakan ketidaksetujuan dan berani bertanya ketika ada materi yang belum dipahami.
Pada proses belajar mengajar siswa didorong untuk berani dalam hal apapun khususnya berani meminta informasi yang relevan dengan topik bahasan lebih lanjut. Untuk mencapai tujuan tersebut maka perlu adanya kerjasama antara pelaku pendidikan, yaitu guru dan siswa.
Dalam kegiatan pembelajaran, terkadang guru belum mampu menggunakan metode pembelajaran secara maksimal. Guru lebih sering menggunakan metode konvensional, seperti ceramah. Dalam artian ceramah yang tidak ada plusnya (variasi), hanya melibatkan satu arah yaitu guru. Hanya guru yang aktif sementara muridnya pasif. Sehingga mengakibatkan kurangnya keaktifan siswa ketika pembelajaran berlangsung, baik dalam bertanya, memahami materi yang disampaikan guru, maupun dalam diskusi. Siswa tampak sibuk dan bosan sendiri karena pembelajaran hanya terpusat pada guru.
Hal ini akan menghambat terjadinya proses pembelajaran yang ideal. Mengapa? Karena pada dasarnya pembelajaran ideal menekankan pada pemberdayaan peserta didik secara aktif. Saya tidak mengatakan bahwa metode ceramah bukanlah metode yang efektif. Justru menurut saya metode ceramah tidak bisa ditinggalkan dalam pembelajaran khususnya pada tingkat SD/MI, namun ceramah yang dipakai harus ada variasinya atau biasa dikenal metode ceramah bervariasi. Sehingga tidak terpusat pada guru, namun melibatkan guru dan siswa, keduanya berperan aktif.
Lantas adakah strategi khusus untuk menciptakan pembelajaran yang ideal?
Berbicara masalah strategi, tidak ada strategi khusus dalam menciptakan pembelajaran yang ideal. Pada dasarnya strategi, metode, teknik, serta pendekatan itu didasarkan pada situasi, kondisi, dan keadaan saat pembelajaran.
Jadi sebagai seorang guru haruslah pandai memilah dan memilih strategi yang tepat ketika proses pembelajaran berlangsung. Yang nantinya bisa mencapai tujuan pembelajaran dan melibatkan siswa secara aktif.
Karena pada intinya pembelajaran ideal merupakan suatu proses pembelajaran yang bisa membuat siswa berperan aktif dan bisa mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.
*Penulis adalah Mahasiswa Program Studi PGMI Fakultas Tarbiyah Universitas Nahdlatul Ulama Sunan Giri Bojonegoro.
Tag : Nur Aini Dwi Arum, pembelajar, belajar, mahasiswa unugiri bojonegoro
* Ingin Beli / Transaksi, Klik di Bawah Ini