Peluang Lulusan SMK 99 Persen Terserap Dunia Kerja
blokbojonegoro.com | Saturday, 25 June 2022 18:00
Reporter: Lizza Arnofia
blokBojonegoro.com - Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan salah satu jenis pendidikan menengah atas yang menyiapkan calon tenaga kerja sesuai kebutuhan pasar kerja. Tentu yang spesifik pada bidang keahlian tertentu.
Kasi SMK Cabang Dinas Pendidikan Wilayah Bojonegoro dan Tuban, Agung Prijono menegaskan berdasarkan data dari 61 SMK Swasta dan Negeri di Bojonegoro. Sebagian besar 90 persen siswa lulusan SMK memilih bekerja, sementara 10 persen dari mereka memilih melanjutkan di Perguruan Tinggi baik Negeri maupun Swasta.
"Sebanyak 19 SMK Negeri dan 42 SMK Swasta di Bojonegoro, selama dua tahun terakhir cenderung memilih bekerja 90 persen. Detail data penyerapan dunia kerja di BKK sekolah dan Forum BKK Kabupaten Bojonegoro. Sangat beragam, ada yang sesuai kompetensi maupun tidak," ungkap Agung Prijono.
Menurutnya, keterampilan yang diperoleh dari sekolah bisa langsung dipraktikan dalam dunia usaha. Setidaknya ada lima jenis keahlian yang dibutuhkan dunia kerja, yaitu teknologi industri, manajemen dan bisnis, kreasi seni, pekerjaan sosial hingga pariwisata.
"Mayoritas dari siswa tersebut yang memilih bekerja rata-rata di luar Kota. Ada yang setelah magang dan lulus direkrut perusahaan," ucapnya.
Sementara itu, sekitar 100 persen siswa SMK yang lulus di tahun pelajaran 2021/2022. Termasuk di SMK PGRI 2, sebagian dari mereka langsung di terima bekerja di sejumlah perusahaan yang ada di Jawa timur maupun Jawa Tengah.
Kepala SMK PGRI 2 Bojonegoro Slamet Tri Prasetyo, mengungkapkan sebagian dari siswanya baik sebelum lulus maupun setelah lulus. Beberapa dari mereka banyak yang diterima di perusahaan baik yang bergerak di bidang garmen, keuangan hingga industri.
"Dari 58 siswa kami yang baru saja lulus, rinciannya ada 19 di PT SRITEX Sukoharjo, PNM Cabang Bojonegoro 2 anak, PT. Pungkook Indonesia One Grobogan 8 anak. Hingga PT. Kerta Rajasa Raya Nganjuk ada sekitar 7 anak serta PT. Tupai Adyamas Indonesia sebanyak 9 anak," sambung Slamet.
Menurut Slamet, sebagian dari mereka. Sebelum idul fitri atau saat masih duduk di bangku kelas 3, sudah masuk pada program training kerja dan digaji 80 persen. Dan setelah idulfitri sudah digaji penuh layaknya karyawan tetap.
"Hal ini tidak lepas dari peran BKK di sekolah, termasuk dengan adanya program kerjasama seperti ini. Bisa dijadikan langkah solutif dalam upaya membantu pemerintah dalam mengurangi angka pengangguran, khususnya di usia produktif," tutupnya. [liz/ito]
* Ingin Beli / Transaksi, Klik di Bawah Ini