Utusan Raja Demak Babat Alas Desa Duwel
blokbojonegoro.com | Wednesday, 08 November 2023 08:00
Kontributor: Sahdan
blokBojonegoro.com - Pasangan suami istri Nyai Qoriyah dan Windu Kuntoro merupakan utusan Raja Demak dimasa Hindu Budha memberikan perintah kepada sepasang pendekar gagah berani untuk membuka pemukiman dikawasan selatan Bojonegoro, saat ini tepat di Desa Duwel, Kecamatan Kedungadem, Jawa Timur.
Mbah Modin Rasmin menceritakan, semasa kedua prajurit handal dari kerajaan Demak ini datang hanya menemui 4 orang penduduk asli yang bernama Sentono, Harjo, Paku dan Woro.
Ditambahkan Mbah Rasmin pria yang memulai pengabdian sebagai Mudin desa dari tahun 1971 ini menuturkan, berdasarkan cerita dari sesepuh Desa Duwel bahwa ke 4 orang ini diberikan tugas oleh Nyai Qoriyah masing-masing untuk membuka hutan belantara sebagai pemukiman, agar kedepan bisa ditempati oleh anak cucu atau generasi penerus.
Pada masa awal-awal kedatangan pasangan kedua prajurit dari Kerajaan Demak ini belum ada nama desa, melalui kearifan Nyai Qoriah setelah sering ditinggal oleh suaminya yang memiliki kegeraman melalangbuana keliling jagat, ia berpikir dan bermusyawarah bersama 4 penduduk asli yang ia temukan untuk memberikan nama dari tempat mereka tinggal.
Konon ceritanya melalui tafakur dan perenungan panjang, Nyai Qoriyah dengan melihat ke 4 orang yang ditemukan itu rata-rata berbadan keker serta gagah berani, maka ia berkesimpulan bahwa nama tempat ini akan diberi nama Duwel yang artinya gagah berani, dalam bertarung.
Ditambahkan Modin Sepuh Desa Duwel, bahwa ke 4 orang penduduk asli merupakan orang yang ahli berjuang dalam melawan penjajahan Belanda pada masa itu.
"Atas jasa yang sangat luar biasa Nyai Qoriyah sampai saat ini dijadikan tempat nyadran oleh masyarakat Desa Duwel," ungkap Mbah Rasmin saat ditemui awak media.
Menurut cerita sesepuh kelahiran tahun 1951 ini, masyarakat Desa Duwel mayoritas petani baik itu padi, tembakau, tapi yang paling terkenal adalah warga Desa Duwel penghasil bawang merah di Kecamatan Kedungadem hingga sampai saat ini.
Ayah tiga anak ini juga menambahkan, perjuangan sebagai Mudin sangat luar biasa mulai dari mengajak kesadaran warga supaya mengenyam pendidikan hingga mendirikan beberapa lembaga pendidikan.
Modin 72 tahun ini tidak hanya mengajak warga masyarakat Desa Duwel untuk sekolah akan tetapi memberikan contoh langsung terbukti ketiga putrinya mengenyam pendidikan masing-masing dari ke 3 anaknya berpendidikan S1.
"Ia sadar betul bahwa pendidikan merupakan aset masa depan generasi penerus bangsa meskipun penghasilan sebagai modin dan petani tidak seberapa, akan tetapi tekad dan kemauan yang sangat tinggi untuk menyekolahkan 3 putrinya, sehingga mereka meraih gelar sarjana," jelasnya.
Usaha dan tekad serta kemauan yang tinggi Modin Mbah Rasmin dalam usaha menyekolahkan anak-anaknya Layak diteladani oleh kita semua, bahwa pendidikan merupakan modal utama dalam kehidupan sehari-hari baik di lingkungan keluarga maupun masyarakat bangsa dan negara [sah/mu]
Tag : Sejarah, cerita rakyat, desa
* Ingin Beli / Transaksi, Klik di Bawah Ini