Fri, 22 November 2024
Jl. Desa Sambiroto, Kec. Kapas, Kabupaten Bojonegoro, Email: blokbojonegoro@gmail.com

Langkah Cepat Dinas Kesehatan Tangani Kasus Chikungunya

blokbojonegoro.com | Tuesday, 19 December 2023 11:00

Langkah Cepat Dinas Kesehatan Tangani Kasus Chikungunya

Reporter: M. Yazid

blokBojonegoro.com - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bojonegoro gerak cepat menangani temuan kasus adanya beberapa warga di Desa Sukosewu Kecamatan Sukosewu Kabupaten Bojonegoro yang mengalami kelumpuhan. Pasalnya dimungkinkan adanya kasus tersebut disebabkan Chikungunya melalui gigitan nyamuk.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Kabupaten Bojonegoro, drg. Fajar Respati mengungkapkan, Dinas Kesehatan kesehatan kabupaten Bojonegoro sudah menurunkan tim untuk menyikapi serius laporan keluhan lumpuhnya sejumlah warga Desa Sukosewu. Tim yang terdiri dari petugas zoonosis Dinkes, Puskesmas dan bidan desa setempat.

"Petugas melakukan penyelidikan epidemiologi dan pemeriksaan RTD (rapid test diagnostik) chikungunya terhadap beberapa warga, termasuk warga di sekitar penderita yang mengeluh mengalami gejala nyeri sendi," ungkapnya.

Menurutnya, bagi warga yang mengeluhkan gejala telah diperiksa dan diberikan pengobatan yang dibutuhkan. Selain itu tim tersebut juga memberikan penyuluhan kepada warga masyarakat dan memeriksa ulang tempat-tempat yang diduga menjadi tempat perindukan (sarang nyamuk). Sebagai upaya pencegahan dilakukan abatisasi (pemberian abate) dan untuk pencegahan penyebaran yang lebih luas akan dilakukan penyemprotan (fogging) di wilayah tersebut.

Dijelaskan dokter Fajar, Chikungunya merupakan infeksi virus yang menimbulkan demam secara tiba-tiba dan nyeri sendi yang parah. Penyakit ini disebabkan Virus Alphavirus, yang menyebar ke manusia melalui gigitan nyamuk yang terinfeksi, nyamuk yang sama seperti penyebab demam berdarah yaitu Aedes Aegypti atau Aedes Albapictus.

"Pada umumnya nyamuk ini menggigit di siang dan malam hari. Virus chikungunya hanya menular melalui nyamuk dan tidak menyebar secara langsung antar manusia," jelas dokter Fajar.

Selain itu lanjut Dokter Fajar, Chikungunya dapat menyerang siapa saja, namun resiko lebih tinggi pada bayi baru lahir, orang usia 65 tahun ke atas, dan orang dengan kondisi medis seperti hipertensi, diabetes dan penyakit jantung. Pada beberapa kasus, chikungunya tidak menimbulkan gejala apapun, tetapi kebanyakan penderita mengalami gejala yang timbul dalam 3 sampai 7 hari setelah tergigit oleh nyamuk pembawa virus.

"Gejala yang timbul biasanya adalah demam hingga 39 derajat Celcius, nyeri otot dan sendi, nyeri tulang, sendi bengkak, sakit kepala, lemas dan mual. Pada umumnya gejala akan membaik dalam seminggu, meskipun pada beberapa penderita nyeri sendi bisa lebih dari satu minggu," paparnya.

Sehingga Dokter Fajar menghimbau, pencegahan penyakit chikungunya dapat dilakukan dengan menurunkan resiko terkena gigitan nyamuk, salah satunya dengan melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN), yaitu dengan menguras tempat penampungan air, menutup rapat tempat penyimpanan air, mendaur ulang atau mengubur barang-barang bekas yang bisa menampung air. Selain itu bisa juga penaburan bubuk Abate pada tempat penampungan air atau dengan memelihara ikan pemakan jentik nyamuk.

"Diharapkan warga secara aktif menjaga kebersihan melakukan PSN 3M plus dengan Gerakan Satu Rumah Satu Jumantik (1R1J), sehingga tidak ada tempat yang bisa menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk terutama yang bisa menyebarkan penyakit seperti chikungunya, demam berdarah ataupun malaria," pungkas dokter Fajar. [zid/mu]

 

Tag : Dinkes bojonegoro, nyamuk cikungunya



* Ingin Beli / Transaksi, Klik di Bawah Ini

Logo WA Logo Telp Logo Blokbeli

Loading...

PEDOMAN KOMENTAR

Ayo berpartisipasi membangun budaya berkomentar yang baik. Kolom komentar tersedia untuk diskusi, berbagi ide dan pengetahuan. Gunakanlah bahasa yang baik dalam berekspresi. Setialah pada topik. Jangan menyerang atau menebar kebencian terhadap suku, agama, ras, atau golongan tertentu.

Pikirlah baik-baik sebelum mengirim komentar.