10:00 . Hari Tani Nasional, Jadikan Pertanian Ekologis Berbasis Lingkungan Sebagai Pedoman Keberlanjutan   |   09:00 . BKPP Bojonegoro: Seleksi PPPK 2024, Tuntaskan Pegawai Non ASN   |   20:00 . DPC PPP Bojonegoro Gelar Konsolidasi Pemenangan, Dukung Penuh Wahono-Nurul   |   18:00 . Damkar Bojonegoro Miliki 2 Pos Baru di Sumberrejo dan Ngasem   |   18:00 . Pelantikan Pengurus, PMII Rayon Raden Paku Gelar Pelatihan Makalah dan Peringati Maulid Nabi   |   17:00 . Peringati Hari Jadi, Pemdes Mojorejo Gelar Karnaval Mojorejo Carnival 2024   |   15:00 . NasDem Bojonegoro Panaskan Mesin Politik Menangkan Wahono-Nurul   |   19:00 . Partai Gerindra Optimis Targetkan Setyo Wahono-Nurul Azizah Menang 80 Persen   |   15:00 . KPU Bojonegoro Butuh 14.833 Petugas KPPS untuk Pilkada 2024   |   12:00 . KH Anwar Zahid Do'akan Khofifah Jadi Gubernur Jatim 2 Periode   |   22:00 . Golkar Siap Gerakkan Kader hingga Akar Rumput untuk Menangkan Setyo Wahono-Nurul Azizah   |   21:00 . Relawan Santri Bojonegoro Nderek Kyai Ikrar Menangkan Setyo Wahono-Nurul Azizah   |   20:00 . Berhasil Budidaya Semangka, Kelompok Sekolah Lapang Gayam Siap Jadi Contoh Bagi Petani dan Pertanian Ramah Lingkungan   |   19:00 . Si Jago Merah Kembali Melahap Gudang Tembakau di Bojonegoro   |   18:00 . Semakin Mesra, MTsN 3 Bojonegoro Bersinegi dengan YPBU Kepohbaru Peringati Maulid Nabi   |  
Thu, 19 September 2024
Jl. Desa Sambiroto, Kec. Kapas, Kabupaten Bojonegoro, Email: blokbojonegoro@gmail.com

Terapkan Zero Waste, Pria Asal Klangon Manfaatkan Daun Kering Jadi Kompos Organik

blokbojonegoro.com | Tuesday, 30 July 2024 08:00

Terapkan Zero Waste, Pria Asal Klangon Manfaatkan Daun Kering Jadi Kompos Organik


Reporter: Lizza Arnofia

blokBojonegoro.com - Pengolahan sampah seperti daun-daun kering di pekarangan rumah, menjadi sumber energi memiliki potensi besar untuk terus dikembangkan dan menjadi energi bagi masa depan.

Sebab, potensi pengolahan sampah ini sangat besar karena sebagian besar masyarakat masih menganggap sampah biomassa sebagai barang tidak berguna, dan membuangnya ke tempat pembuangan akhir. Lebih buruknya lagi masih banyak masyarakat di Indonesia, termasuk di Bojonegoro, yang membakar sampah sembarangan hingga menimbulkan pencemaran atau polusi udara.

Agar hal tersebut tak terjadi lagi, salah satu warga asal Kelurahan Klangon RT (7), Bojonegoro, Jawa Timur, Moch Agus Salim (53) berinisiatif mengolah daun-daun kering yang berserakan di halaman rumah menjadi kompos alami.

Hal ini bermula ketika ia mengikuti pelatihan pembuatan pupuk alami di Balai Desa Klangon pada tahun 2020 lalu, melalui sumber Dana Alokasi Umum (DAU) 2020 APBD Kabupaten Bojonegoro.

Pria yang sehari-hari berprofesi sebagai wiraswasta pembibitan tanaman ini mengungkapkan, bahwa rumah tangga menjadi salah satu penyumbang sampah setiap harinya. Namun masih banyak masyarakat yang langsung membuang sampahnya di TPS atau tempat pembuangan sampah sementara.

"Justru kalau daun-daun kering tersebut diolah tentu saja bisa menghasilkan nilai guna, seperti kompos misalnya. Kalau dibiarkan hanya menjadi polusi udara karena dibakar begitu saja," ungkap salim sapaan karibnya.

Langkah mengolah kompos dari daun kering, pertama kumpulkan sampah dari daun kering yang berguguran di pekarangan rumah (pastikan tidak terkontaminasi dengan bahan kimia). Kemudian dimasukan ke dalam tong bekas yang sudah diberikan lubang dan selang, lalu dihancurkan agar mempercepat proses dekomposisi.

Alhasil selain membuat pekarangan rumah menjadi bersih dan rapi juga akan mengubah sampah daun kering menjadi kompos, baik berbentuk pupuk organik kering maupun pupuk organik basah.

"Ini hasil pencampuran dengan sampah rumah tangga yang telah dikumpulkan. Pembuatan kompos dari daun kering ini membutuhkan waktu 2 Minggu sebulan, setelah menjadi kompos langsung digunakan memupuk tanaman,"ujarnya.

Namun dalam proses pembuatan tersebut masih dilakukan secara manual. Dikarenakan belum adanya mesin pencacah. Sehingga kerap letih, dan terpaksa dilakukan saat terdapat waktu senggang.


"Kendala pada mesin. Manual itu harus dicacah, dibuat partikel kecil-kecil supaya proses pembusukannya lebih cepat. Kita gunakan  parang dan dipotong-potong menjadi beberapa bagian kurang lebih empat sentimeter sudah layak untuk dijadikan kompos," jelas dia.

Jika tak dilakukan pencacahan tentu proses pupuk itu akan memakan waktu yang lumayan lama. Diperkirakan untuk yang melalui proses pencacahan hanya memerlukan durasi 2 bulan tanaman tersebut siap panen. "Kalau tak dicaca bisa enam bulan, dan hasilnya tak sesuai dengan yang diharapkan. Artinya menghasilkan pupuk yang kualitasnya kurang bagus,” terang pria asal Klangon kepada blokBojonegoro.com

Hingga saat ini, pupuk organik tersebut pangsa pasarnya masih warga sekitar saja. Selain karena kemasannya masih biasa, juga belum adanya label. Terkadang pupuk organik tersebut juga kerap digunakan pada media tanaman tabulampot.

"Sebenarnya buat pupuk organik dari daun itu lebih banyak digunakan untuk media tanaman tabulampot. Seperti sawo, kedondong maupun kelengkeng. Setelah tanaman tersebut tumbuh subur dan berkembang, saya cangkok lalu jual lagi di warga sini yang punya usaha pembibitan," bebernya.

Ia berharap, melalui inisiasi zero waste dengan memanfaatkan sampah daun kering tersebut. Selain mengurangi penumpukan sampah, juga meningkatkan kuantitas kompos. Dengan cara membandingkan kompos olahan pabrikan, baik dari pasar, logo maupun kemasan.

"Harapannya ke depan bisa produksi kompos dari organik. Tapi harus diperhitungkan terlebih dahulu baik logo dan kemasan supaya menarik," pungkasnya. [liz/mu]

 

Tag : Pengolahan sampah, Zero Waste



* Ingin Beli / Transaksi, Klik di Bawah Ini

Logo WA Logo Telp Logo Blokbeli

Loading...

PEDOMAN KOMENTAR

Ayo berpartisipasi membangun budaya berkomentar yang baik. Kolom komentar tersedia untuk diskusi, berbagi ide dan pengetahuan. Gunakanlah bahasa yang baik dalam berekspresi. Setialah pada topik. Jangan menyerang atau menebar kebencian terhadap suku, agama, ras, atau golongan tertentu.

Pikirlah baik-baik sebelum mengirim komentar.




blokBojonegoro TV

Redaksi

Suara Pembaca & Citizen Jurnalism

Lowongan Kerja & Iklan Hemat