Klinik Aswaja, dari Forum Konsultasi Mahasiswa Unugiri Hingga 'Nguri-Nguri' Ngaji
blokbojonegoro.com | Wednesday, 29 May 2024 08:00
Su’udin Aziz, Ketua PC Aswaja Center Bojonegoro, sedang mengisi rutinan Klinik Aswaja di Gubuk Taqrib pada Minggu (26/5/2024).
Pengirim: Husnul Khotimah*
blokBojonegoro.com - Pimpinan Komisariat (PK) Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) Universitas Nahdlatul Ulama Sunan Giri (Unugiri) Bojonegoro menggelar rutinan Klinik Aswaja pada Minggu (26/5/2024) di Gubuk Taqrib, Desa Sendangrejo, Kecamatan Dander, Kabupaten Bojonegoro.
Su'udin Aziz, penggagas Klinik Aswaja, mengatakan bahwa terbentuknya kegiatan ini berawal dari permintaan ngaji para mahasiswa di PK IPNU IPPNU Unugiri.
"Waktu itu tahun 2016, mahasiswa minta ngaji. Tapi ketika di awal-awal masih random, sekadar konsultasi Fikih," ujarnya.
Ia mengungkapkan bahwa hal itulah yang menjadi alasan penggunaan diksi 'klinik', sebab isi kegiatannya adalah konsultasi.
"Jadi saya bukan gurunya, tapi perawatnya," terangnya.
Sosok yang merupakan Ketua Pengurus Cabang (PC) Aswaja Center Bojonegoro tersebut kemudian ia menceritakan bahwa pada tahun 2022, tepatnya pasca pandemi, rutinan Klinik Aswaja ini mulai melakukan kajian menggunakan kitab.
"Ini sebagai upaya nguri-nguri (melestarikan) budayanya para ulama' pendahulu kita, ngaji kitab," ungkap Ketua Prodi (Kaprodi) Pendidikan Agama Islam (PAI) tersebut.
Di akhir kajian, tambah dia, tetap terdapat sesi diskusi atau konsultasi, baik tentang teologi (Akidah), Fikih, Tasawuf atau hal-hal lain yang berhubungan dengan Manhajul Fikri Ahlussunnah wal Jama'ah.
Terkait pemilihan kitab Matan Ghoyah wa at-Taqrib (Taqrib) sebagai acuan utama, alasannya adalah kitab dasar yang paling mudah dan lengkap. Namun, saat sesi konsultasi ia mengaku menggunakan referensi dari kitab-kitab besar yang lebih lengkap.
Tentang budaya ngaji kitab, hal tersebut senada dengan pernyataan mantan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj, mengutip dari laman resmi NU Online, bahwa Nahdlatul Ulama (NU) sesungguhnya memiliki kekayaan sosial yang besar. Salah satunya adalah kekayaan maraji’ (referensi) yang melimpah dalam Kutub Al-Turats, yakni kitab kuning. Baginya, ini adalah bagian dari kekayaan budaya NU yang wajib dipertahankan. Dengan kekayaan kitab kuning ini, menurutnya, NU menjadi kuat dan disegani.
Menyambung hal itu, Siti Mukholifah, Ketua PK IPPNU Unugiri, berkomentar bahwa Klinik Aswaja ini sangat relevan, khususnya bagi Generasi Z yang menurutnya sudah mulai jarang mengkaji kitab kuning.
Ia kemudian menjelaskan bahwa waktu kajian ini dilaksanakan setiap dua pekan sekali, yaitu di hari Minggu dan bersifat umum, sehingga dapat diikuti oleh semua kalangan.
"Tidak membatasi, semua orang bisa ikut ngaji di sini," pungkasnya.
*Penulis adalah Mahasiswa Unugiri Bojonegoro
Tag : Gubuk, Aswaja, Unugiri, Bojonegoro , Gubuk Taqrib, Desa Sendangrejo, Kecamatan Dander, Kabupaten Bojonegoro
* Ingin Beli / Transaksi, Klik di Bawah Ini