18:00 . Mulai 1 April, ASN di Bojonegoro Diwajibkan Gunakan Udheng Samin   |   16:00 . Usai Tenggak Miras Oplosan, Tiga Warga Bojonegoro Meregang Nyawa   |   15:00 . Mentan Andi Sulaiman Tinjau Gerakan Pompanisasi di Bojonegoro   |   13:00 . Pj Adriyanto Berharap Semua Kepala Desa Bergerak Aktif Membangun Daerah   |   19:00 . Fatayat NU Balen, Bojonegoro Bagikan Ratusan Takjil ke Pengguna Jalan   |   18:00 . Cegah Perang Sarung, Kapolres Bojonegoro: Pastikan Anak-anak Tak Pulang Larut Malam   |   17:00 . KAI DAOP 8 Tambah 11 Kereta Api Jelang Mudik Lebaran   |   15:00 . Seorang Guru di Bojonegoro Diduga Lecehkan Siswanya   |   08:00 . Jumlah Buaya di Bengawan Solo, Bojonegoro Diperkirakan 10 Ekor Lebih   |   22:00 . Hadiri Rapat Paripurna DPRD, Pj Bupati Bojonegoro Paparkan LKPJ Tahun 2023   |   21:00 . Fakta Persidangan Pengeroyokan di Bojonegoro : Pelaku dan Korban Sama Cari Musuh   |   20:00 . Dari Aku Perempuan Untukmu Perempuan   |   19:00 . Sidang Pengeroyokan di Bojonegoro, Ibu Korban Minta Pelaku Dihukum Mati   |   18:00 . Bojonegoro Diprediksi Surplus Beras Bulan Maret dan April   |   17:00 . Inspeksi Rumah Terancam Longsor, Pj Bupati Bojonegoro : Kami Sarankan Relokasi   |  
Tue, 19 March 2024
Jl. KS Tubun, Gang Srinayan No. 3 Kel. Mojokampung Kota Bojonegoro, Email: blokbojonegoro@gmail.com

#CeritaDesaKu

Asal Mula Nama Desa Kemamang dari Janggitan di Tanah Bengkok Kades

blokbojonegoro.com | Monday, 19 July 2021 14:00

Asal Mula Nama Desa Kemamang dari Janggitan di Tanah Bengkok Kades

Kontributor: Rizki Nur Diansyah

blokBojonegoro.com - Desa Kemamang merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Balen, Kabupaten Bojonegoro, Provinsi Jawa Timur. Bagi kalangan masyarakat Jawa, nama Kemamang identik dengan mahluk halus.
 
Kasi Pelayanan Desa Kemamang, A. Syaiful Anam, menceritakan sejarah desa tersebut sebelum menjadi nama Desa Kemamang. Konon, daerah pedesaan ini subur, tumbuhan menghijau, di atas tanah datar ditumbuhi pohon dan semak masih lebat, hiduplah sekelompok masyarakat rukun dan damai meskipun penduduk dalam kehidupan tradisional, Desa “Siti Rejo” orang menyebutnya.

"Desa Siti Rejo merupakan pecahan dari Desa Suwaloh dan sampai saat ini letaknya berada di sebelah utara desa ini. Desa Siti Rejo, lama-kelamaan menjadi ramai dengan adanya pendatang yang ingin menetap dan tinggal di desa itu," ulas Anam.

Tak kalah lagi, Desa Siti Rejo sudah terkenal di kalangan penduduk atau desa sekitar bahkan terdengar sampai keluar kota kabupaten.

"Konon, di desa ini dihuni sebangsa makhluk halus menyerupai angsa mencari kepiting dan katak pada malam hari, anehnya dari kepala makhluk ini keluar api menyala bagaikan obor. Makhluk ini menampakkan diri pada malam hari dan berlokasi di sebelah selatan, sekitar lokasi tanah bengkok Kepala Desa," ujar Anam.

Dari hari ke hari cerita ini tersebar hingga ke berbagai desa. Banyak orang penasaran atas cerita ini, sehingga tidak sedikit orang ingin membuktikannya. Karena kegemparan cerita ini sehingga beritanya terdengar sampai ke telinga pejabat. Tak ayal lagi, para pejabat pada saat itu ingin membuktikan dengan para punggawa.

Waktu menyaksikan, setelah magrib menjelang tengah malam rombongan langsung terjun ke sawah, Mereka melihat sendiri, beberapa angsa di ubun-ubun kepalanya keluar api bagai obor, yang sedang mencari makanan.

Para punggawa tidak percaya dengan pemandangan ini, merasa terancam dan takut atas kejadian yang dilihat, akhirnya dilepaskan tembakan mengarah ke makhluk itu, anehnya makhluk itu bukan malah hilang atau mati tetapi sebaliknya. "Makhluk (janggitan) itu berubah menjadi banyak sehingga memenuhi satu petak sawah," tutur Anam.

Tidak percaya dengan kejadian yang dilihatnya, para punggawa merasa belum puas sehingga dilepaskan tembakan yang kedua. Punggawa terperanjat karena janggitan yang memenuhi satu petak sawah bertambah menjadi banyak sekali dan tak terhitung. Akhirnya di hamparan sawah yang gelap berubah menjadi terang lantaran cahaya janggitan itu.

"Setelah kejadian itu Desa Siti Rejo makin termasyur, namun bukan Siti Rejo tetapi kata janggitan atau Kemamang yang identik dengan makhluk tak kasat mata," pungkasnya.

Kepopuleran Kemamang menenggelamkan nama Desa Siti Rejo sehingga oleh para pejabat pada saat itu, Desa Siti Rejo diganti dengan nama Desa Kemamang. Adapun yang menjabat Kepala Desa pertama adalah Karyo Yudo sebelum tahun 1927.

Menurut data di laman web Desa Kemamang, jumlah penduduk saat ini setidaknya ada 2.201 terdiri dari 1.147 laki-laki dan 1.054 perempuan, dan itu terbagi di Tiga wilayah yaitu Dusun Kemamang, Karanglo dan Jetis, dengan pekerjaan utama masyarakat Desa Kemamang adalah bercocok tanam, bertani dan buruh tani. [riz/ito]
 
 

Tag : Sejarah, cerita, desa, kemamang, balen, bojonegoro



* Ingin Beli / Transaksi, Klik di Bawah Ini

Logo WA Logo Telp Logo Blokbeli

Loading...

PEDOMAN KOMENTAR

Ayo berpartisipasi membangun budaya berkomentar yang baik. Kolom komentar tersedia untuk diskusi, berbagi ide dan pengetahuan. Gunakanlah bahasa yang baik dalam berekspresi. Setialah pada topik. Jangan menyerang atau menebar kebencian terhadap suku, agama, ras, atau golongan tertentu.

Pikirlah baik-baik sebelum mengirim komentar.




blokBojonegoro TV

Redaksi

  • Monday, 19 February 2024 20:00

    PEPC JTB Kunjungi Kantor Baru BMG

    PEPC JTB Kunjungi Kantor Baru BMG Perwakilan PT Pertamina EP Cepu (PEPC) Zona 12, Regional Indonesia Timur, Subholding Upstream Pertamina mengunjungi kantor redaksi blokBojonegoro.com (Blok Media Group/BMG), di BMG CoWorking Space, Jalan Semanding-Sambiroto, Desa Sambiroto, Kecamatan...

    read more

Suara Pembaca & Citizen Jurnalism

Lowongan Kerja & Iklan Hemat