KPA: 2030 Indonesia Target Akhiri AIDS Sesuai Visi SDG's
blokbojonegoro.com | Wednesday, 01 December 2021 20:00
Reporter: Liza Arnofia
blokBojonegoro.com - Kasus kematian yang dikaitkan dengan HIV-AIDS secara Nasional terus mengalami penurunan, sejalan kesadaran ODHA (Orang Dengan HIV/AIDS) yang rutin menjalani pengobatan dengan pengobatan ARV. Hal tersebut sebagai upaya Indonesia tahun 2030 menjadi ending AIDS.
Kepala sekretariat KPA kabupaten Bojonegoro, Jhony Nur hariyanto menjelaskan, sampai saat ini HIV-AIDS masih menjadi masalah kesehatan global dan Nasional, walaupun angka insiden dan kematian mengalami kecenderungan penurunan dalam 10 tahun terakhir.
Secara global, epidemi HIV mengalami penurunan sekitar 33 persen sejak tahun 2001, sehingga pada tahun 2012 diperkirakan terjadi sekitar 2.3 juta infeksi baru pada dewasa dan anak. Kematian yang dikaitkan dengan AIDS menurun sampai 30 persen sejak 2005 karena peningkatan akses pengobatan ARV, termasuk kematian yang dikaitkan dengan TBC yang juga menurun sampai 30 persen sejak 2004.
"Kematian terkait AIDS menurun dari puncaknya pada tahun 2004 dengan 1.7 juta kematian terkait AIDS pertahun menjadi 770 ribu kematian terkait AIDS pada tahun 2016," jelasnya di Hari Aids Sedunia (HAS) tahun 2021, Rabu (1/12/2021).
Beberapa langkah strategis dilakukan untuk mencapai target indikator SDG's, RPJMN, Renstra, triple 90, dan pencapaian Three Zeros, yaitu tantangan penanggulangan HIV-AIDS dan IMS di Indonesia adalah bagaimana meniadakan inekualitas dan menjamin kesetaraan.
"Indonesia berupaya untuk mencapai ending AIDS tahun 2030 sebagai bentuk komitmen bersama negara-negara lain di dunia. Selain itu, menjaga semua upaya mengakhiri AIDS pada tahun 2030 tetap pada jalurnya menjadi tantangan terbesar," ungkapnya.
Ditambahkan, sehingga diperlukan komitmen dan dukungan semua pemangku kepentingan untuk keberhasilan penanggulangan HIV-AIDS dan pencapaian target. Keberhasilan penanggulangan HIV-AIDS dan IMS merupakan hasil kerja bersama multisektor pemerintah pusat dan daerah, akademisi/praktisi, masyarakat, swasta, dan media.
Menurutnya, Hari AIDS Sedunia pertama kali diperingati pada 1 Desember 1988. Hari AIDS Sedunia setiap tahunnya diperingati untuk meningkatkan kesadaran tentang infeksi HIV (Human Immunodeficiency Virus) sebagai penyakit yang menyerang tubuh manusia dalam waktu lama. Sedangkan peringatan Hari AIDS Sedunia Tahun 2021 di Indonesia dimaksudkan untuk meningkatkan pengetahuan, kesadaran, dan kemandirian masyarakat dalam pencegahan dan pengendalian HIV-AIDS dan Infeksi Menular Seksual (IMS) melalui penggerakan sumber daya yang melibatkan semua sektor terkait.
"Untuk meningkatkan pengetahuan, kesadaran, dan kemandirian masyarakat dalam mencegah infeksi dan penularan HIV-AIDS dan IMS. Serta menguatkan kolaborasi terintegrasi antara berbagai pemangku kepentingan dalam melaksanakan pencegahan dan pengendalian HIV-AIDS dan IMS. Sekaligus meningkatkan penggerakan sumber daya dalam mengakhiri AIDS sebagai ancaman kesehatan masyarakat," pungkasnya. [liz/lis]
* Ingin Beli / Transaksi, Klik di Bawah Ini