11:00 . Reuni Angkatan Awal Ponpes Attanwir yang Luar Biasa   |   09:00 . Halal Bihalal, Momen Semangat Bekerja Bersama-sama Usai Cuti Lebaran   |   21:00 . Tabrak Tiang PJU, Pemotor di Bojonegoro Terpental hingga Meninggal   |   18:00 . Gempa Lagi, Tercatat 580 Kali Gempa Sejak Maret   |   13:00 . Tradisi Lebaran, UKMP Griya Cendekia dan LPM Spektrum Unugiri Halal Bihalal ke Pembina   |   18:00 . Libur Lebaran DLH Bojonegoro Kumpulkan 490,4 Ton Sampah   |   11:00 . PKC PMII Minta Angka Diska di Bojonegoro Ditekan   |   09:00 . Hendak Mancing di Embung, Bocah SMP di Bojonegoro Tenggelam   |   07:00 . Cuti Bersama Usai, ASN dan PPPK Ketahuan Bolos akan Kena Sanksi   |   18:00 . Tenggang Rasa Berkendara   |   12:00 . Kenang Masa Sekolah, Konco Selawase Attanwir Gelar Reoni   |   11:00 . Kasat Lantas Bojonegoro: Viralkan Jika Ada Bus Ugal-ugalan, Akan Kami Tindak   |   20:00 . Kru Bus yang Adu Jotos dengan Pemudik di Bojonegoro Diamankan Polisi   |   18:00 . Puncak Arus Balik, Jalur Bojonegoro Ramai Lancar   |   17:00 . Jumlah Pemudik di Rest Area Bojonegoro Meningkat Saat Arus Balik   |  
Fri, 19 April 2024
Jl. KS Tubun, Gang Srinayan No. 3 Kel. Mojokampung Kota Bojonegoro, Email: blokbojonegoro@gmail.com

Orangtua Perlu Tahu, Begini Tanda Anak Stres Hingga Alami Gangguan Kesehatan Mental

blokbojonegoro.com | Monday, 29 November 2021 07:00

Orangtua Perlu Tahu, Begini Tanda Anak Stres Hingga Alami Gangguan Kesehatan Mental

Reporter: -

blokBojonegoro.com - Gangguan kesehatan mental berisiko terjadi pada segala usia, termasuk anak-anak. Terlebih dalam kondisi pandemi Covid-19, anak juga sama rentannya alamj stres yang bisa berujung jadi masalah mental.

Dokter spesialis anak di RSAB Harapan Kita Jakarta dr. Eva Devita, Sp.A(K)., mengatakan bahwa selama pandemi Covid-19 makin banyak orangtua yang keluhkan anaknya mengalami berbagai gejala stres.

"Keluhan orangtua yang disampaikan selama pandemi, anak sering menangis, tidur terganggu, suka mimpi buruk, menolak untuk sekolah, tidak mau mengerjakan tugas, menjadi rewel sering marah-marah tanpa sebab," papar dokter Eva dalam webinar RSAB Haraoan Kita Jakarta, Minggu (28/11/2021).

Ia menjelaskan bahwa gangguan kesehatan mental merupakan perubahan bermakna pada cara anak belajar, berperilaku, maupun mengendalikan emosi yang bisa menyebabkan stres atau tekanan batin. Kondisi tersebut sampai menimbulkan masalah pada aktivitas sehari-hari anak.

Ada beberapa jenis gangguan perilaku dan emosional yang bisa terjadi, seperti gangguan cemas, depresi, perilaku yang merusak, dan gangguan perkembangan.

"Masalah perilaku merusak itu bisa berupa tantrum, ADHD atau gangguan hiperaktivitas. Juga anak jadi suka membangkang dan merusak," ucap dokter Eva.

Temuan dari penelitian yang dilakukan di Amerika, lanjutnya, semakin besar usia anak, risiko gangguan kesehatan mental makin besar. Anak bisa mengalami gangguan kesehatan mental berupa depresi, kecemasan, dan gangguan perilaku.

"Puncaknya pada anak usia 12-17 tahun, angka kejadian gangguan perilaku makin meningkat dan anak perempuan ternyata lebih banyak mengalaminya daripada anak laki-laki," ujarnya.

Dampak psikologis lainnya akibat kondisi pandemi terjadi pada anak yang menjalani karantina. Data dari China di masa awal pandemi saat lockdown ketat diberlakukan, ternyata anak-anak menjadi sangat tergantung pada orangtua, susah untuk berkonsentrasi, mudah rewel, selalu ingin info terbaru, hingga gangguan tidur, nafsu makan buruk, dan merasa tidak nyaman.

"Ini adalah keluhan yang dialami oleh anak yang disampaikan oleh orangtua pada anak usia 3 sampai 18 tahun (di China)," ujarnya.

Semenrara itu, data terbaru pada 2021 di Amerika menunjukkan bahwa dampak pandemi terhadap kesehatan mental remaja memang signifikan. Sekitar 70 persen remaja perempuan mengalami kecemasa, 31 persen lainnya mengalami depresi, 24 persen mengalami gangguan tidur, dan 14 persen mengurung diri juga menghindari berinteraksi dengan anggota keluarga.

Dokter Eva menyampaikan, angka kejadian gangguan mental pada anak laki-laki memang lebih sedikit. Tetapi sebenarnya mereka juga mengalami hal yang sama.

"Jadi dampak pandemi terhadap kesehatan mental anak dan remaja nyata dan faktor yang berkontribusi pada kerentanan anak selama pandemi adalah mulai dari kehilangan anggota keluarga, isolasi karantina di rumah, tidak bisa bertemu atau berbincang dengan teman-temannya," jelasnya.

*Sumber: suara.com

Tag : pendidikan, kesehatan



* Ingin Beli / Transaksi, Klik di Bawah Ini

Logo WA Logo Telp Logo Blokbeli

Loading...

PEDOMAN KOMENTAR

Ayo berpartisipasi membangun budaya berkomentar yang baik. Kolom komentar tersedia untuk diskusi, berbagi ide dan pengetahuan. Gunakanlah bahasa yang baik dalam berekspresi. Setialah pada topik. Jangan menyerang atau menebar kebencian terhadap suku, agama, ras, atau golongan tertentu.

Pikirlah baik-baik sebelum mengirim komentar.




blokBojonegoro TV

Redaksi

  • Monday, 19 February 2024 20:00

    PEPC JTB Kunjungi Kantor Baru BMG

    PEPC JTB Kunjungi Kantor Baru BMG Perwakilan PT Pertamina EP Cepu (PEPC) Zona 12, Regional Indonesia Timur, Subholding Upstream Pertamina mengunjungi kantor redaksi blokBojonegoro.com (Blok Media Group/BMG), di BMG CoWorking Space, Jalan Semanding-Sambiroto, Desa Sambiroto, Kecamatan...

    read more

Suara Pembaca & Citizen Jurnalism

Lowongan Kerja & Iklan Hemat