IMM Bojonegoro Gelar Aksi Penolakan Kebijakan Pemerintah di Bundaran Adipura
blokbojonegoro.com | Monday, 11 April 2022 17:30
Kontributor : Rizki Nur Diansyah
blokBojonegoro.com - Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM), Badan Eksekutif Mahasiswa Perguruan Tinggi Muhammadiyah (BEM-PTM) Kabupaten Bojonegoro gelar aksi penolakan di Bundaran Adipura Kabupaten Bojonegoro, Senin (11/4/2022).
Dalam aksinya para mahasiswa ini menuntut kebijakan pemerintah yang dianggap menyengsarakan rakyat yaitu pencabutan pupuk bersubsidi, kenaikan pajak sebesar 11 persen, normalisasi harga kebutuhan pokok serta wacana tiga periode masa jabatan Presiden .
"Kenaikan pajak pertambahan nilai (PPN) dari 10 persen menjadi 11 persen bukan langkah yang tepat mengingat kondisi ini diiringi dengan kenaikan sejumlah bahan pokok," kata Arif Rahman Hakim.
Menurutnya, kenaikan ini akan berpengaruh pada barang konsumsi masyarakat kelas menengah. Terkait terjangkaunya harga bahan pokok. Dia meminta agar pemberian stimulus bantuan sosial dengan operasi pasar, kebijakan harga eceran tertinggi (HET) dan harga acuan untuk bahan pangan diterapkan secara merata dan tepat sasaran.
"Selain itu, kenaikan harga CPO yang meningkat 40 persen dari tahun sebelumnya juga menjadi salah satu penyebab kelangkaan minyak goreng. Hal tersebut membuat para produsen lebih memilih memasarkan produknya ke luar negeri," ungkapnya.
Tuntutan selanjutnya mengenai kenaikan harga BBM yang memberatkan masyarakat yang menjadi korban kenaikan harga BBM Pertalite. Karena itu, pemerintah perlu segera menormalisasi harga BBM dan kebutuhan pokok lainnya.
Lebih lanjut, para mahasiswa yang berasal dari kampus Muhammadiyah ini juga menyoroti wacana akan adanya pencabutan subsidi pupuk jenis organik SP-36, dan ZA. Ini dapat merugikan petani.
"Hal ini terjadi akibat imbas dari pengurangan nilai subsidi dari pemerintah pusat yang mana mengalami penurunan 13% dari tahun sebelumnya dari Rp 29,1 trilliun (2021) menjadi Rp 25,3 triliun di tahun 2022," jelasnya.
Regulasi tersebut berdampak pada biaya produksi akan naik di kalangan petani. Hal ini dikarenakan mahalnya harga pupuk non subsidi dan pasti akan berimbas dengan harga bahan pokok.
"Dari sini, tak ada alasan lagi bagi pemerintah untuk mengelak dari problem-problem sturktural yang kian semena-mena dan menindas seluruh rakyat Indonesia. Karena itu, kami membawa tiga tuntutan itu," pungkasnya.
Kemudian, para mahasiswa tersebut membakar ban bekas serta membunyikan jargon dan yel-yel mereka sebagai tanda perlawanan terhadap kebijakan pemerintah. Selanjutnya, para mahasiswa melanjutkan konvoi dengan menggunakan motor untuk kembali ke markasnya dengan dikawal oleh pihak kepolisian. [riz/ito]
Tag : bem, hmi, bojonegoro, aksi
* Ingin Beli / Transaksi, Klik di Bawah Ini