Dari Babat Alas di Kota Kecil, Saling Melengkapi saat Pandemi
blokbojonegoro.com | Friday, 29 October 2021 23:00
*Mitra gojek Bojonegoro saat berbagi bersama di Jumat berkah kepada masyarakat.
Reporter: Nur Muharrom
blokBojonegoro.com - Pesatnya kemajuan teknologi memudahkan manusia dalam segala urusan, termasuk bepergian ke satu tempat menuju tempat lain hingga tak perlu keluar apabila ingin membeli sesuatu, cukup tekan pesan di aplikasi layar smartphone, pesanan yang diinginkan sudah datang.
Adanya layanan jasa ojek online ini juga membuka peluang kerja yang cukup luas, selain itu para pedagang juga dipermudah saat mengantar barang, tinggal menerima orderan dari pelanggan, barang sudah sampai di tangan pembeli.
Di kota besar seperti Surabaya dan sekitarnya, keberadaan ojek online sudah jadi hal yang biasa, dan lambat laun para pekerja yang biasa disapa Ojol (ojek online) ini merambah ke kota kecil, salah satunya adalah Kabupaten Bojonegoro.
Siang itu cuaca di Kota Migas ini sebutan Kabupaten Bojonegoro cukup panas. Saat berkendara menggunakan motor di sekitaran pukul 12.00 Wib siang, wajib rasanya memakai jaket, sepatu dan sarung tangan. Apabila memakai sandal serasa kaki terbakar lantaran teriknya matahari, meski terkadang saat sore mendung menutupi langit kota yang tahun ini berusi 344 tahun.
Tepat di pertigaan traffic light Jalan Jaksa Agung Suprapto, Kelurahan Banjarejo Kota Bojonegoro, nampak pemotor mengenakan jaket hijau dengan kombinasi hitam lengkap dengan helmnya sabar menanti lampu hijau menyala. Sesekali sang pengendara motor mengajak ngobrol orang yang ia bonceng dengan ramah.
Lampu hijau menyala, gas di stang motor langsung ditarik menerobos panasnya terik matahari siang di Kota Migas, salah satu kota penghasil minyak di Indonesia.
Laki-laki berjaket hijau tersebut adalah Agung Cahyono, salah satu driver Gojek yang beroperasi di Kabupaten Bojonegoro Jawa Timur. Berpindah dari satu lokasi ke lokasi lain dengan menyusuri jalanan Kota Bojonegoro adalah aktivitasnya sehari-hari demi meraup pundi-pundi rupiah untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari keluarganya.
Laki-laki 37 tahun ini dulunya bekerja sebagai ojek pangkalan (opang). Kepada blokBojonegoro.com, Agung Cahyono bercerita, saat itu pada tahun 2018 ia mendaftar sebagai mitra Gojek di Surabaya. Bersama 16 mitra Gojek Bojonegoro, Agung babat alas memulai menerima orderan di Bumi Angling Dharma. "Ada 16 mitra Gojek saat itu pertama kali ada di Bojonegoro ini," kata Agung Cahyono, Jumat (29/10/2021).
Memulai begabung menjadi mitra Gojek yang baru pertama buka di Kota Migas ternyata tak semulus yang dibayangkan ayah tiga anak ini, banyak tantangan yang harus ia hadapi bersama kawan-kawannya sesama driver. Lantaran di Bojonegoro sendiri sebelumnya sudah masuk ojek online yang lain tentu ada persaingan.
Bahkan kata Agung, sempat ia bersama temannya dapat cemoohan dan 16 orang ini tetap sabar menjalani aktivitas sebagai mitra Gojek menunggu oderan masuk di aplikasi. "Saat ada notifikasi masuk bahwa ada orderan tentu sangat senang sekali," ceritanya.
Yang membuat ia bersama teman-temannya mendapat angin segar adalah saat tahun 2019 Gojek diresmikan oleh Gubernur Jawa Timur Kholifah Indarparawansa bersama istri Wakil Gubernur Arumi Bachsin waktu bulan puasa sebelum pandemi, serta didampingi oleh Bupati Bojonegoro Anna Mu'awanah di Bakorwil Bojonegoro.
"Saat itu senang sekali Gojek resmi ada di Bojonegoro dan masyarakat semakin tahu bahwa kita ada dan siap melayani dengan sepenuh hati," imbuh Agung mengenang.
Setelah diresmikan tentu langkah para driver Gojek semakin lancar dan makin menggema di Bojonegoro, tapi tiba-tiba Pandemi Covid-19 datang di awal tahun 2020 masuk ke negara Indonesia. Bagi driver Gojek di kota kecil tidak seberapa terasa, tapi saat ada pembatasan kegiatan masyarakat baru imbasnya sangat berpengarauh pada pendapatan pekerja yang berjibaku di lapangan.
Menurut Agung yang juga Humas Gojek Bojonegoro, saat PPKM sangat terasa lantaran banyak pegawai yang bekerja dari rumah, tapi baginya masih beruntung lantaran Gojek ada layanan Gofood yang sangat dimanfaatkan oleh masyarakat saat adanya pembatasan kegiatan dari pemerintah untuk menekan penyebaran Covid-19.
"Ya bersyukur masih ada orderan sekitar 6 saat sepi seperti itu, tapi sekarang saat kasus melandai dan Bojonegoro masuk zona kuning alhmdulillah mulai bangkit membaik," jelasnya kepada blokBojonegoro.com.
Menurut warga Desa Mergosari Kecamatan Singgahan Kabupaten Tuban ini, untungnya menjadi driver di kota kecil adalah saat pandemi dampaknya tidak terlalu ekstrim seperti di kota-kota besar, meski begitu tetap terasa. Saat Bojonegoro masuk zona kuning tentu aktivitas warga kembali normal dan ekonomi juga bangkit, meski begitu sebagai driver Gojek harus sudah mendapatkan suntik vaksin dan wajib menerapkan protokol kesehatan jangan sampai lengah meski kasus Covid-19 melandai.
Penghasilan dari Gojek ini, Agung bersyukur cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari keluarganya. Terutama ketiga anaknya yang masih duduk di bangku Paud, SD kelas 2 dan kelas 6. Menurut Agung, Gojek bisa jadi salah satu andalan masyarakat dikala pandemi, lantaran ada beberapa fitur Gojek yang bisa dimanfaatkan mulai dari goride, gocar, gopay, gofood bahkan saat akan pindahan rumah juga bisa manfaatkan fitur gojek ini yaitu bisa pakai gobox.
"Sangat memudahkan masyarakat apabila ingin mengirim barang dengan kapasitas besar, atau saat ada yang pindahan rumah juga bisa pakai layanan di Gojek ini," papar Agung.
Semakin berkembangnya Gojek di Kota Migas, saat ini setidaknya ada sekitar 200 mitra yang aktif menerima orderan dari pelanggan.
Terpisah salah satu pengguna aplikasi Gojek, Puput mengatakan, layanan yang ia sering manfaatkan adalah goride, gofood dan gosend serta gopay. Sebagai seorang pegawai dan pedagang online, baginya layanan itu sangat membantu sekali, seperti saat dirinya berada di kantor, saat siang tinggal pesan gofood sebentar sudah sampai di lokasi tanpa harus keluar, apalagi saat pembatasan kegiatan dulu oleh pemerintah.
Selain itu, saat akan membayar ia juga memanfaatkan gopay, lantaran di rasa sangat efektif dan simpel. "Sekarang zamannya digital, saat zoom kadang juga ada doorprize saldo gopay, malah bikin semangat peserta itu," beber warga Desa Banjarsari Kecamatan Trucuk Kabupaten Bojonegoro.
Tak berhenti di situ, zaman digital hampir semua orang bisa jadi pedagang, termasuk ibu satu anak ini yang juga memilih jualan online karena dunia jual beli adalah hobinya. Menurut Puput, ia jarang menerima COD dengan pelanggannya apabila jauh dari lokasinya, tapi ia memilih layanan gosend apabila pelanggannya ingin di antar barangnya sampai ke rumah.
"Kondisi seperti ini hampir tidak menerima antar sendiri barang sampai ke rumah pembeli apabila di luar jangkauan, jadi saya lebih memilih layanan online seperti gosend, simpel," ungkap wanita yang juga berprofesi sebagai dosen ini kepada bB sebutan blokBojonegoro.com.
Di tempatnya ia bekerja, ditambahkan Puput, hampir semua teman-temannya memanfaatkan layanan online seperti Gojek ini untuk memudahkan dan membantu aktivitas sehari-hari, baik itu gofood, gopay dan juga goride. Meski di kota kecil seperti Bojonegoro apabila dibandingkan dengan Surabaya, saat ini masyarakat sudah sangat familier dengan layanan jasa online, karena tentu dirasa sangat membantu sekali.
"Jadi bisa dibilang meski di Kota Kecil, platform digital ini juga bisa turut membangkitkan perekonomian saat pandemi, ada ratusan driver menunggu orderan kita, dan kita yang order juga bisa terus melanjutkan pekerjaan, jadi bersama-sama saling melengkapi aslinya ini," tutup Puput. [mu]
Tag : gojek bojonegoro, mitra gojek bojonegoro, bangkit saat pandemi, gojek
* Ingin Beli / Transaksi, Klik di Bawah Ini