#CeritaDesaKu
Sumur Mojo Desa Sobontoro, Konon Tak Pernah Kering Meski Kemarau
blokbojonegoro.com | Thursday, 11 November 2021 15:00
Kontributor: Rizki Nur Diansyah
blokBojonegoro.com - Desa Sobontoro merupakan desa yang terletak di Kecamatan Balen, Kabupaten Bojonegoro. Desa ini terbagi menjadi empat dukuh yaitu Dukuh Sobontoro Timur, Sobontoro Barat, Bahoro dan Dukuh Sentul, memiliki penduduk sekitar 3.354 jiwa meliputi 1.652 Laki-laki dan 1.702 Perempuan.
Menurut Kepala Desa Sobontoro, Mursim, konon pada jaman dulu desa ini belum mempunyai nama, menurut cerita dari sesepuh ada seorang wanta tua yang bernama "Mbok Dewi Sri Tanjung", konon katanya wanita tersebut masih abdi dalem atau kerabat kerajaan Mataram.
Mbok Dewi Sri Tanjung bersama abdi atau kerabatnya melakukan perjalanan lalang jagat atau istilah sekarang silaturahim menuju kerajaan "Mojopahit" tepatnya di Kota Mojokerto, untuk silaturahim dan kebetulan rutenya melewati tlatah bumi Bojonegoro (Desa Sobontoro), Tuban, Lamongan lanjut ke arah Kota Mojokerto (Kerajaan Mojopahit).
"Dalam perjalanan tidak lupa Mbok Dewi Sri Tanjung bersama abdi, membawa bekal makanan secukupnya yang ditaruh dalam wadah "tumpu" (istilah jawa tumpu itu kerajinan dari bambu yang dibentuk seperti tempat nasi atau bakul) tumpu tersebut berisi nasi bucu, panggang ayam, daun sirih, gambir, jambe dan tembakau untuk keperluan Mbok Dewi Sri Tanjung," papar Mursim sembari menyeduh Kopi bercerita kepada blokBojonegoro.com.
Karena perjalanan yang ditempuh sangat jauh serta melewati gunung, jurang, hutan dan sungai, sehingga sangat capek dan melelahkan, akhirnya sampailah di Desa Sobontoro tepat pada hari jum'at pahing, di bawah terik matahari yang panas, Mbok Dewi Sri Tanjung memerintahkan abdinya untuk beristirahat di bawah pohon Mojo, selanjutnya bekal makanan yang dibawa dibuka dan dimakan bersama-sama dengan penuh nikmat berebutan.
Sehabis makan para abdi merasa haus dan mau minum tidak ada air, kemudian para abdi bertanya pada Mbok Dewi Sri Tanjung, "bagaimana kami semua mau minum tidak ada air." Pertanyaan salah satu abdi kepada Mbok Dewi.
Tetapi Mbok Dewi Sri Tanjung hanya terdiam, selanjutnya ia berdiam sejenak untuk semedi (memohon kepada yang maha kuasa), setelah mendapatkan petunjuk, Mbok Dewi Sri Tanjung menggali tanah di bawah pohon Mojo tersebut.
"Dengan izin dan diberkahi dari yang maha kuasa sehingga galian tanah tersebut mengeluarkan air yang bersih dan jernih kemudian semua abdi sangat kaget dan senang serta berebutan untuk minum air tersebut," lanjut Mursim bercerita yang sudah ada turun temurun.
Setelah itu Mbok Dewi Sri Tanjung berpesan kepada abdi atau kerabatnya bahwa sumber air ini ia beri nama Sumber Mojo (Sumur Mojo konon sejak jaman dahulu sampai sekarang masih dipergunakan masyarakat Desa Sobontoro untuk keperluan air minum.
Hebatnya lagi meski musim kemarau panjang datang, Sumur Mojo tersebut tidak pernah kering atau asat. Setelah makan dan minum usai, Mbok Dewi Sri Tanjung juga tidak lupa bekal kesukaanya yang dibawa yaitu sirih, gambir, jambe dan tembakau untuk nginang dan para abdi disuruh bersenang-senang, menari-nari seperti Tari Gambyong untuk menghilangkan rasa capek dan lelah.
Sampai sekarang, kata Kepala Desa Sobontoro, Mursim, masyarakat di desanya masih melestarikan tari tersebut yaitu tiap satu tahun sekali setelah panen.
"Mayoritas pekerjaan dan penghasilan masyarakat di desa kami itu petani dan buruh tani, tepatnya pada hari Juwat Pahing mengadakan upacara adat atau ritual yaitu sedekah bumi makan bersama, bergembira,menari-nari gambyong, (tayub) untuk menghilangkan rasa capek dan lelah, seiama satu tahun atau disebut juga hari ulang tahun desa," paparnya.
Lanjut cerita, setelah beristirahat menghilangkan rasa capek atau lelah Mbok Dewi Sri Tanjung bersama abdi atau kerabatnya berkemas-kemas untuk melanjutkan perjalanan menuju ke kerajaan mojopahit.
Mbok Dewi Sri Tanjung sebelum berangkat berpesan kepada semua abdi dan kerabatnya unjuk menjadi saksi, ia mengajak semua untuk berterima kasih dan bersyukur kepada yang maha kuasa, sehingga bisa beristirahat dan bersenang-senang di bawah pohon Mojo ini untuk menghilangkan rasa capek dan lelah, serta bisa (sobo, jawa) dulu di sini meskipun sebentar (sak untoro, jawa).
"Dari cerita tadi, semua kemudian menjadi sejarah atau cerita pada anak cucu kita, maka desa ini diberi nama "Sobontoro" yang artinya "Sobo Sak Untoro" atau singgah sebentar dalam bahasa indonesianya," pungkas Kades menceritakan kisah desanya. [riz/mu]
Tag : cerita desa sobontoro, cerita desa-desa di bojonegoro, kisah sejarah, cerita rakyat
* Ingin Beli / Transaksi, Klik di Bawah Ini