Journaling Benarkah Bagus untuk Kesehatan Mental?
blokbojonegoro.com | Sunday, 23 January 2022 07:00
Reporter: --
blokbojonegoro.com - Tiap pergi ke toko stationery, seringkali kita melihat buku-buku diary berjejer di rak dengan berbagai macam model. Ada yang polos, ada yang warna-warni, ada yang dibonusin pulpen gemes, bahkan ada yang disertai kunci dan gembok biar nggak bisa dibuka-buka orang lain. Kamu pernah beli dan nulis diary, nggak?
Nah, saat ini, dikenal juga istilah lain yang kegiatannya hampir sama kayak nulis diary lho. Namanya journaling. Kamu udah tau belum, apa itu journaling?
Pengertian Journaling
Journaling adalah menuangkan seluruh pikiran dan perasaan kamu ke dalam bentuk tulisan supaya kamu bisa memahaminya secara lebih jelas. Sederhananya, journaling sama aja kayak nulis diary. Kamu boleh tulis apapun yang kamu mau. Kamu bisa tulis isi pikiran kamu, kejadian yang baru aja kamu alami, planning dan goals yang ingin kamu capai, atau emosi yang sedang kamu rasain.
Bedanya, ketika nulis diary, orang-orang cenderung nulis hal-hal yang bersifat privasi dan menutup rapat-rapat diary itu dari orang lain.
“Jangan sentuh diary akuuu...!!” teriak mereka secara dramatis.
Kamu juga kayak gitu, kan? Hayoo, ngaku..
Nah, kalau journaling, kita bebas nih, mau nulis apa aja. Boleh yang bersifat privasi, boleh juga tidak. Boleh tentang kejadian masa lalu, boleh juga tentang rencana masa depan. Kamu juga boleh lho, share hasil journaling-mu di media sosial. Siapa tau, bisa menginspirasi orang lain yang mungkin mau memulai journaling juga. Tapi, pastikan yang kamu share itu bukan tulisan yang sifatnya privasi, ya!
Selain itu, kamu juga bebas menghias jurnal kamu secantik mungkin. Kamu bisa nulis pakai pulpen warna-warni, nambahin doodle di tengah-tengah tulisan kamu, nempelin sticker, bahkan nempelin foto Oppa atau Eonni favorit kamu.
Journaling juga bebas dilakuin kapan aja sesuai keinginan. Misalnya, setiap satu hari sekali atau setiap satu minggu sekali. Kamu juga boleh menentukan tema bulanan atau mingguan buat diri kamu sendiri. Misalnya, buat bulan Maret, kamu mau nulis setiap hari dengan tema kegiatan sehari-hari. Terus, buat bulan April, kamu mau nulis setiap satu minggu sekali aja, tapi temanya dibedain tiap minggunya, seperti minggu pertama temanya tentang keinginan terdalam, terus minggu kedua temanya tentang ketakutan terbesar, dan seterusnya. Intinya satu: bebas!
Kamu juga boleh nulis di manapun yang kamu mau. Boleh di kertas, di buku, ataupun di gadget kamu. Tapi jangan nulis di tembok rumah tetangga kamu ya, hehe, nanti orangnya marah.
Manual Journaling vs Digital Journaling
Tapi, kamu tau nggak, sih? Sebenarnya, menulis menggunakan tangan itu lebih dianjurkan lho, daripada mengetik di gadget atau laptop. Menurut Edouard Gentaz, profesor Developmental Psychology dari Universitas Geneva, menulis menggunakan tangan itu lebih kompleks dan perlu berbagai keterampilan. Seperti merasakan pena dan kertas, menggerakkan alat tulis, serta mengarahkan gerakan dengan pikiran. Sedangkan mengetik di gadget atau laptop, cenderung melibatkan proses kognitif yang lebih sederhana karena kamu hanya perlu menekan tombol-tombol di keyboard.
Nulis di kertas atau buku juga bikin kamu lebih bebas berekspresi. Mau dicorat-coret, dilipet, digunting, dilem, atau dirobek-robek, bebas! Sementara gadget? Wah, kalau kamu sampai bisa merobek-robek gadget, fix kamu manusia super!
Kalau kata Roland Jouvent, kepala Adult Psychiatry di Rumah Sakit Pitié-Salpêtrière Paris, ketika kita menulis menggunakan tangan, ada unsur tarian dan melodi yang dilibatkan, sehingga tulisan kita akan memiliki emosi. Oleh karena itu, journaling lebih dianjurkan dilakukan di kertas atau buku. Atau kalau kamu tetep pengen nulis di gadget, kamu bisa menulis menggunakan stylus daripada mengetik menggunakan keyboard.
“Eh, tapi denger-denger, katanya journaling bermanfaat bagi kesehatan mental, emang iya?”
Nah, kamu pasti bertanya-tanya kan, masa sih, cuma nulis-nulis gitu doang bisa bermanfaat buat kesehatan mental? Sini, sini, duduk di sebelah aku. Biar aku jelasin.
Manfaat Journaling
Faktanya, manfaat journaling salah satunya adalah dapat meningkatkan kesehatan mental. Menurut Dr. James Pennebaker, seorang psikolog dan ahli terkemuka di bidang Expressive Writing, journaling dapat menurunkan tingkat depresi dan anxiety, serta meningkatkan kualitas hubungan sosial manusia. Journaling juga membuat sel imun T-lymphocytes dalam tubuh menjadi semakin kuat, menurunkan tekanan darah yang tinggi, serta meningkatkan kualitas tidur seseorang.
Seorang psikoterapis dan ahli di bidang journaling, Maud Purcell, juga mengatakan bahwa kegiatan journaling melibatkan penerapan dari kedua belah otak kita sekaligus. Saat melakukan journaling, otak kiri kita yang cenderung rasional dan analitis akan sibuk berpikir. Di waktu yang sama, otak kanan kita yang cenderung kreatif, sensitif, dan intuitif, juga akan tetap aktif ‘bermain’ dan ‘berkelana’. Hal ini dapat membantu menghilangkan hambatan mental pada diri kita. Selain itu, hal ini juga memungkinkan kita menggunakan lebih banyak kekuatan otak untuk lebih memahami diri kita sendiri dan dunia di sekitar kita.
Selain bermanfaat bagi kesehatan mental, journaling juga punya manfaat lain, lho! Salah satunya yaitu dapat melatih kreativitas diri, karena ketika melakukan journaling, kamu dibebaskan untuk menulis apapun, kapanpun, dan bagaimanapun. Kamu juga bisa melatih kepekaan diri dalam menyadari segala hal yang terjadi dalam hidupmu dan mengidentifikasi seluruh emosi yang kamu rasakan. Journaling juga dapat membantu kamu merasa lebih damai, tentram, dan lebih mudah untuk mensyukuri berbagai hal yang terjadi dalam hidup. [lis]
Sumber: ruangguru.com
Tag : Kesehatan, mental, journal
* Ingin Beli / Transaksi, Klik di Bawah Ini