Sepanjang 2022, Kejari Bojonegoro Selesaikan 9 Perkara Melalui Restorative Justice
blokbojonegoro.com | Wednesday, 20 July 2022 18:00
Kontributor: Rizki Nur Diansyah
blokBojonegoro.com - Sepanjang tahun 2022, Kejaksaan Negeri (Kejari) Bojonegoro menyelesaikan sedikitnya sembilan perkara melalui peradilan Restorative Justice (RJ). Rata-rata dari sembilan perkara tersebut yaitu pencurian Handphone (HP).
Hal tersebut, disampaikan Kepala Kejaksaan Negeri (Kajari) Bojonegoro usai kegiatan Seminar yang mengusung tema “Restorative Justice Wujud Sense of Crisis, Jaksa Terhadap Dampak Sosial di Masyarakat, dalam Melaksanakan Penegakan Hukum yang Humanis” yang dilaksanakan di Pendopo Pemkab Bojonegoro dengan peserta seluruh Kades dan Camat di Kabupaten Bojonegoro.
“Selama tahun 2022 ini terdapat 9 perkara yang telah dilakukan melalui peradilan restorative justice, tapi sejak 2021 ada sebanyak 13 perkara,” ungkap Kajari Bojonegoro, Badrut Tamam kepada awak bB, Rabu (20/7/2022).
Menurutnya, Dari 9 perkara yang telah dilakukan peradilan RJ ini yang mendominasi yakni perkara pencurian HP. Namun, dalam pencurian tersebut bervariatif, seperti yang sudah ditangani yaitu, pelaku mencuri untuk keperluan istri yang sedang hamil atau untuk berobat ibunya yang sakit.
Disampaikan Kajari, hal seperti itulah yang menjadi pertimbangan bagi Jaksa Penuntut Umum (JPU) untuk menghentikan perkara tersebut. Dan agar tidak dilimpahkan ke pengadilan. Karena pemidanaan bukan jalan yang terbaik.
“Karena dengan pemidanaan akan semakin panjang dan tidak terciptanya harmonisasi,” tegasnya.
Sementara, implementasi dari penerapan RJ sendiri yaitu, Kejari Bojonegoro sudah mendirikan 5 rumah RJ yang tersebar di beberapa desa. Hal tersebut, didirikan agar penyelesaian perkara tidak sampai ke ranah kepolisian atau pengadilan.
Oleh karena itu, dalam pelaksanaan seminar yang dilakukan dalam rangka Hari Bakti Adhyaksa ini melibatkan Kepala Desa, Camat, dan Tokoh Masyarakat di seluruh Kabupaten Bojonegoro. Sehingga hal itu bisa memberikan hal yang positif dimana didalam peradilan restorative justice ini memperlukan perdamaian, serta agar pelaku dan korban bisa saling memaafkan.
“Saya berharap, agar terciptanya penegakkan yang sudah kami lakukan, sebagai penerapan hukun yang berkeadilan secara humanis, agar mendapatkan respon yang positif dikalangan masyarakat. Sehingga masyarakat juga dapat memelihara ketertiban dalam keharmonisannya,” pungkasnya. [riz/lis]
Selengkapnya bisa dibaca di Google News
* Ingin Beli / Transaksi, Klik di Bawah Ini