Dari Penjahit dan Fotografer, Kini Sukses Ternak Sapi Ongole
blokbojonegoro.com | Monday, 15 November 2021 14:00
Sapi yang diternak Kelompok Tani Ternak (KTT) Ustan Mandiri Dolokgede. (Foto: Istimewa)
Reporter: Lizza Arnofia
blokBojonegoro.com - Perjalanan hidup tak selalu mulus dan datar, itulah yang dialami oleh Muhammad Ali, asal Desa Dolokgede, Kecamatan Tambakrejo, Kabupaten Bojonegoro.
Mulanya ia mengawali usaha sebagai penjahit pakaian lalu menggeluti dunia seni fotografi. Kini ia sukses menjadi peternak sapi, sekaligus penggerak peternak sapi ongole Bojonegoro. Dan selalu berinovasi di Kelompok Tani Ternak (KTT) Ustan Mandiri Dolokgede.
"Tahun 2021 awalnya hanya ada 4 orang peternak serta 4 ternak jenis domba. Namun tiap tahun selalu ada inovasi dan kemudian berkembang di tahun 2014 menjadi 34 ekor, memang suka di breeding atau pembuahan," tegas Ali.
Lanjut, setahun kemudian atau tepatnya di tahun 2015. Ali bersama peternak lainnya beralih ke peternakan sapi, dengan alasan karena ingin meningkatkan dan lebih baik.
"Sapi perawatan lebih simpel ketimbang domba yang lebih banyak biaya produksi. Tahun 2015 menjadi tahun pemula bagi kami untuk beralih ke sapi ongole, ada 6 ekor betina dan tiga tahun kemudian menjadi 18 ekor," ucap pria asal Dolokgede.
Disinggung terkait ketertarikan pemilihan ternak sapi ongole. Pertama, karena tahan cuaca ekstrem, kedua reproduksi peranakan sapi ongole sangat bagus dan ketiga pakan sapi ongole lebih sedikit.
"Idealnya dalam beternak, pertama itu harus ada kandang/lahan dahulu. Barulah dilakukan pemilihan ingin penggemukan atau pembibitan," imbuh Penggerak Peternak Sapi Ongole Bojonegoro.
Tak kalah menarik, selain terfokus pada peternakan sapi ongole. Ali bersama rekannya atau anggota Kelompok Tani Ternak (KTT) Ustaz Mandiri Dolokgede. Tiap tahun juga melakukan inovasi, hingga akhirnya dilirik oleh Kementerian Pertanian untuk mengikuti kegiatan teknik budidaya sapi yang diselenggarakan oleh Australia Words.
"Karena kegiatan kami selalu ter back up di website, singkat cerita dilirik Kementan RI untuk mengikuti studi singkat satu bulan setengah bersama 26 peserta lainnya. Terkait budidaya sapi," cerita Ali.
Menurutnya, beberapa ilmu yang ia peroleh selama mengikuti studi singkat di Australia. Teori sekaligus praktik peternakan antara Australia dan Indonesia sangat berbeda jauh.
"Indonesia lebih kreatif, ibarat berternak itu bondo nekat/bonek. Berbeda dengan Australia idealnya menggunakan teori, lebih ekonomis dan menggunakan peluang," pungkasnya. [liz/ito]
Tag : peternak, muhammad ali, dolokgede, tambakrejo, bojonegoro
* Ingin Beli / Transaksi, Klik di Bawah Ini